Menantu Dewa Obat 

Bab 583

Axel dan Alina masih mengerutkan keningnya.

Meskipun mereka sangat tidak menyukai Reva tetapi seperti yang dikatakan Alina, kalau masalah ini diselesaikan seperu itu rasanya terlalu kejam. Mereka merasa sedikit tidak tega.

Melihat ekspresi keduanya membuat perasaan Hiro menjadi lebih dingin.

 

Sambil menggertakkan giginya dia berbisik, “Ma, bukannya aku tidak mau bertanggung jawab atas hal ini.”

“Masalahnya, aku juga tidak bisa menanggungnya!”

“Kalau aku harus bertanggung jawab atas masalah ini maka semua saham perusahaan harus diubah nama kepemilikannya menjadi namaku.”

“Pertama – tama, Reva pasti tidak setuju untuk mengubah nama kepemilikan sahamnya menjadi namaku, dan ini pasti akan menjadi masalah.”

“Yang kedua, aku bukan pemegang saham perusahaan ini. Sekarang tiba – uba semua saham diubah nama kepemilikannya menjadi namaku. Orang bodoh juga bisa melihat bahwa aku memang sengaja untuk dijadikan tameng.”

“Kalau nantinya benar-benar diselidiki, mungkin akan terjadi sesuatu hal.”

Alina langsung panik. “Lalu… lalu kalau sesuai dengan apa yang kau katakan, maka mau tak mau hanya bisa membuat Reva yang bertanggung jawab atas masalah ini?”

Hiro mengangguk, “Ma, aku tahu ini salah.”

“Tetapi papa juga sudah lazur usianya. Dia tidak akan bisa menanggung hukuman ini.”

juga ingin menanggung hukuman ini demi papa

Alina memandang Axel.

untuk waktu yang

menghela nafas, “Baiklah kalau

kita

melintas di mata Hiro. Lalu dengan cepat

telepon dari Alina yang meminta mereka untuk makan malam

Alina sedang merapikan meja dan Hana serta Hiro

mereka. Hana bergegas membantu Nara membawakan tas kerjanya, “Kak, kakak ipar, kalian sudah sibuk sepanjang

yah?”

mari, duduk

makanan

merasa heran. Biasanya kalau dia pulang kerja, Hana selalu menatapnya dengan ekspresi

 

apa yang terjadi hari ini? Mengapa tiba – uba

apa?” Nara tidak tahan

“Tidak ada masalah

makan dan bertanya dengan

tidak pernah memasak dan tidak pernah membuat hidangan

ini malah… rasanya terlalu

merasa bahwa kalian

Dia tidak bodoh. Pasti

mengibaskan tangannya. “Sudah, sudah, jangan ngobrol dulu. Ayo cepat

mari. Reva, kau duduk

tampak heran. Alina menyuruhnya

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255