Bab 838

Sejak awal hingga akhir, Reva mengabaikan sang direktur departemen. Dia hanya mengamati pasien itu terus.

Devi yang berada di sampingnya berkata dengan suara rendah, “Kak Reva, apa kau menemukan sesuatu?”

Reva mengangguk lalu dengan lembut berkata, “Palingkan kepalamu dan jangan menoleh ke sini.”

Devi merasa penasaran, “Kenapa?”

Reva: “Lakukan saja seperti apa yang aku katakanl”

Devi cembenut tetapi dia tetap memalingkan kepalanya dengan patuh.

Reva mengeluarkan tiga jarum perak lalu sambil mengulurkan tangannya dia menekan dada dan perut si pasien.

Di bawah kulit si pasien tampak seperti ada lapisan air yang terus mengalir.

Reva tidak menusukkan jarumnya dengan terburu–buru tetapi menekannya dengan perlahan–lahan seperti

itu.

Setelah menekannya selama hampir tiga menit lalu bahu pria itu tiba–tiba bergerak.

Dengan cepat Reva menusukkan ketiga jarum peraknya dan bersamaan dengan itu juga posisinya dikunci.

ada tonjolan di kulitnya pada tempat

sangat keras. Dengan kuat dia menahan

jarum perak lagi dan mengunci

ini, akhirnya benda itu berhenti bergerak.

dan mengikisnya dengan ringan hingga potongan

dan nanah yang keluar.

ini seolah–olah itu

yang mirip dengan gurita dan

gurita itu dengan belatinya dan

sangat panjang. Meskipun bentuknya tidak terlalu besar namun setiap

langsung mulai menghembuskan gas seperti balon yang telah dilubangi.

berangsur–angsur pulih dan semua bengkak bengkak di tubuhnya hilang

menghembus keluar, lukanya mulai berdarah.

saat. Awalnya darah itu berwarna hitam kemudian akhirnya menjadi

dalam botol porselen lalu menoleh kepada Devi dan

menoleh dan melirik si

Reva, apa… apa pasien ini sudah sembuh?”

cepatnyakah kau

tangannya: “Sudah hampir

karena dia masih terluka jadi masih

dokter datang agar bisa membalut lukanya

dan dia harus meminum tiga dosis obat itu sesuai

penuh kagum, Devi segera

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255