Bab 997

Pukul sepuluh malam.

Setelah Reva dan Nara makan malam Bersama dengan teman–temannya di luar sana lalu dia pulang dengan mengendarai mobilnya.

Begitu mobil melaju dan melewati sebuah jalanan yang sepi, tiba–tiba dua van mengepung mereka dari samping kiri dan kanan sehingga Maserati milik Nara berada di tengah kepungan kedua van itu.

Beberapa orang itu segera keluar dari dalam mobil lalu membuka pirítu mobil Nara dan menyeretnya keluar.

Reva mengernyitkan keningnya lalu dia segera bergegas keluar dari dalam mobil. Sambil mengulurkan tangannya untuk menekan atap mobil, lalu dia melompat dan menendang salah satu dari para pengepung itu hingga terjatuh ke tanah.

Melihat hal ini, seseorang yang berada di belakang segera mengeluarkan parang dari balik tubuhnya dan hendak menebas punggung Reva.

Reva segera membalikkan badannya untuk menghindari tebasan pisau dari arah belakang. Dan bersamaan dengan saat dia membalikkan badannya, Reva meraih pergelangan tangannya lalu merebut parang dari tangannya kemudian langsung menebaskannya ke separuh bagian dari wajahnya.

Pria itu langsung menjerit karena seluruh wajahnya sudah tampak seperti terbagi menjadi dua bagian dan bekas luka dari hasil tebasan ini mungkin akan membekas selamanya.

Beberapa orang itu tampak keluar dari dalam Van. Dan salah satu dari mereka adalah Guntur yang bersama dengan Agus di waktu pagi tadi.

Setelah Johnson setuju untuk membantu Agus lalu dia meminta seseorang untuk membebaskan mereka dengan uang jaminan.

Saat melihat Reva, tatapan matanya penuh dengan kebencian. “Kak Ambon, ini dia orangnya!”

Orang yang berdiri di sampingnya adalah seorang pria dengan warna kulit gelap yang merupakan Ambon, anak buah Johnson.

dengan dingin lalu dengan suara yang berat dia berkata,

“Hmm, habisi dia!”

yang ada di sekitarnya segera bergegas. Mereka

banyak ngomong lagi. Dia segera maju lebih dulu dan memukul pria yang ada di hadapannya itu dengan tinju yang diarahkan lurus

menabrak van yang ada di belakangnya sehingga semua jendela van itu hancur.

melintas di mata Ambon. Kekuatan tinju

selesai, dia meninju dan menghajar yang lainnya

ini, Reva sama sekali tidak mengasihani

ini hanya menyerangnya, tidak masalah

melangkahi batas kesabaran Reva jadi tentu saja dia tidak akan

kemudian, tujuh atau delapan orang itu semuanya terkapar di lantar sambil mengerang kesakitan.

Dia tak menyangka kalau kekuatan Reva

menatapnya dengan lekat – lekat, “Siapa

mendengus dingin,

aku, nanti aku kasih

lagi dengannya, dia

tinju? Huhh, coba kau lawan jurus

tangannya sudah diangkat, lengan kanannya diarahkan ke

saja meremehkan kekuatan Reva.

tampak seperti baru saja memukul sebuah tiang besi. pergelangan

langsung berubah, namun sudah terlambat baginya

memaksa dirinya untuk tetap berdiri dengan stabil. Tenggorokannya merasakan sesuatu yang agak manis dan langsung memuntahkan beberapa teguk

“Cuma begitu?”

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255