Bab 1168 Game Horor

Empat orang pria yang kekar berjalan masuk dengan sebuah meja

Meja itu dilapisi sehelai kain, dan situasi di dalamnya tidak bisa terlihat dengan jelas.

Reva tidak bisa menahan rasa keterkejutannya. Apakah sang pangeran membawa meja untuk bermain kartunya bersamanya juga saat dia pergi?

Pangeran berjalan menghampiri mejanya lalu sambil tersenyum dia berkata, “Ini adalah permainan favoritku. Tetapi tidak banyak orang yang sanggup bermain denganku.”

“Reva, aku harap kau tidak mengecewakan aku!”

Setelah selesai berbicara lalu sang pangeran langsung mengangkat taplak meja di atasnya dan memperlihatkan seluruh isi meja yang ada di dalamnya.

Ini adalah kotak yang terbuat sepenuhnya dari kaca transparan.

Di bagian dasar kotak ini tampak selapis pasir halus yang terhampar dengan beberapa tumbuhan dan sejenisnya yang ditempatkan disana.

Sekilas ini tampak seperti kotak lanskap yang unik.

Namun di antara beberapa macam jenis tumbuhan ini, ada beberapa ekor ular berbisa tampak aneh.

yang

Ada ular pyton yang sedang melingkari tubuh mereka, ada juga ular sanca yang sedang bersembunyi di rerumputan serta ular kobra yang sedang menaikkan tubuh bagian atasnya dan beberapa macam ular berbisa lainnya yang tidak diketahui jenisnya.

ular berbisa yang

ular berbisa ini sangat beracun

mereka melihat hal ini, mereka semua langsung berteriak

licin ini memang selalu terlihat sangat

sang pangeran memandangi ular berbisa ini dengan penuh semangat, seolah–olah dia

adalah beberapa jenis hewat piaraan yang aku biakkan sendiri. Bagaimana? Lucu

mereka?”

sambil tersenyum lalu tiba–tiba dia meraih seorang wanita yang berada di sebelahnya kemudian menyeretnya ke

apa… apa yang kau lakukan….” suara wanita

ringan. Kemudian dia langsung memasukkan tangan wanita itu

wanita langsung menjerit dan

itu segeral membuka mulutnya dan langsung menggigit

menjerit dan meronta dengan

ke lantai di bagian lain lalu sambil tersenyum dia berkata, “Semua ini adalah mahluk – mahluk mungil menggemaskan

akan mati dalam

duduk merosot di lantai. Tangannya yang putih itu

menyebar ke

itu memohon dengan suara gemetar.

malah justru masih terus menjelaskan dengan sambil tersenyum: “Cara mati seperti ini sebenarnya tidak menimbulkan

sakit.”

yang seperti ini, dia hanya

itu, sang pangeran membungkukkan badannya sambil menyentuh wajah si

berkata, “Pangeran, tolong…

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255