Menantu Pahlawan Negara by Sarjana
Chatper 245
Bab 245 Generasi Tua Dunia Preman
Menghadapi Fio yang merupakan sosok wanita muda yang licik, Ardika sama sekali tidak menaruh kesan baik padanya.
Begitu dibentak oleh Ardika, ekspresi Fio langsung berubah, lalu pergi
meninggalkan tempat itu.
Sambil menatap punggung Fio, Ardika berkata, “Handoko, kelak kamu jangan berhubungan dengan Fio lagi. Kamu terlalu polos. Aku khawatir kamu dijebak olehnya, bahkan nggak sadar dirimu sudah dijebak.”
“Oh, aku sudah mengerti, Kak Ardika.”
Walaupun belum sepenuhnya memahami maksud Ardika, Handoko
menganggukkan kepalanya.
Tidak peduli apa pun yang dikatakan dan dilakukan oleh kakak iparnya, dia hanya
perlu menuruti ucapan kakak iparnya.
Begitu mendengar ucapan Ardika, kilatan tajam melintas di mata Fio yang sudah berjalan keluar.
Ardika berencana untuk mengendarai mobil dan pergi bersama Handoko, dia sama
sekali tidak bermaksud untuk membayar.
Kemarin Tarno sudah berjanji untuk memberinya ganti rugi.
Tepat pada saat ini, Tarno berkata, “Ardika, ada seseorang yang ingin bertemu dan
berdiskusi denganmu. Bisakah kamu ikut denganku?”
Ardika tidak terburu–buru memberi jawaban, melainkan bertanya dengan santai,
Siapa?”
“Seorang generasi tua dunia preman, beliau sudah menunggumu di sana.
Ardika melirik ekspresi aneh Tarno sejenak, dia ingin lihat apa yang direncanakan
oleh pria itu.
begitu aku
dan berkata, “Bawa mobil balap barumu dan coba mengendarainya beberapa putaran, lihat apakah ada yang
Ardika. Aku akan menunggumu!”
mobil balapnya
bersemangat.
ikut denganku.”
membawa Ardika menemui sosok yang
Wulan dan yang lainnya meninggalkan Showroom Mobil Neptus dengan kesal. Tepat pada saat itulah, mereka
antara rombongan mobil tersebut adalah sebuah mobil balap merek Koenigsegg yang bernilai
dengan mobil balap tersebut,
apa.
Wisnu dan yang lainnya. Kemudian, satu per satu pengawal yang
dahulu.
melindungi
yang lainnya langsung tercengang. Mereka menatap mobil Koenigsegg
ada seorang pria dan
kepala tiga. Dia
memesona.
David yang berada di sampingnya.
dan kaya. Namun, kalau dibandingkan dengan pria itu,
sama sekali bukan
arah wanita yang duduk di kursi penumpang
membandingkan dirinya dengan wanita itu, dia merasa
apa–apa.
menunjuk Wulan dan yang lainnya.
menghampirinya.
Wisnu, Wulan dan
nama mereka disebut dengan nada dingin, Wisnu dan yang
lainnya sangat terkejut.
itu mengenal
ekspresi menyanjung dan berkata, “Ya, kami
ingin mencari tahu
berkata, “Silakan tanyakan saja!”
Read Menantu Pahlawan Negara by Sarjana Chatper 245 - the best manga of 2020
Of the Sarjana stories I have ever read, perhaps the most impressive thing is Menantu Pahlawan Negara by Sarjana. The story is too good, leaving me with many doubts. Currently the manga has been translated to Chatper 245. Let's read now the author's Menantu Pahlawan Negara by Sarjana Sarjana story right here