Bab 257 Ganti Mobil Balap

“Ardika, apa kamu bisa mati kalau nggak berbicara?” teriak Desi sambil

mengentakkan kakinya dengan kesal.

Dia benar–benar kesal setengah mati mendengar ucapan Ardika.

Novi sekeluarga sedang memamerkan Mercedes Benz baru bernilai 1 miliar dan

mengejek mereka hanya memiliki Audi A4 yang bernilai 600 juta.

Hanya karena ini saja, Desi sudah sangat kesal dan malu.

Saat ini, Ardika malah tiba–tiba muncul dan mengatakan Audi A4 keluarga mereka sudah tidak dapat digunakan lagi.

Bukankah sama saja dengan memperburuk situasi?

Sekarang, dia benar–benar ingin sekali melayangkan tamparan ke wajah idiot itu!

“Astaga, satu–satunya mobil keluarga kalian sudah nggak bisa digunakan lagi?”

Novi langsung tertawa dan berkata dengan bangga, “Kalau begitu, Desi, kelak

keluargamu sudah nggak punya mobil lagi, mau ke mana pun jadi nggak praktis.

Cih, benar–benar menyedihkan.”

Desi hanya memasang muram tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Apa yang Novi katakan adalah fakta, dia tidak bisa menyangkalnya.

Uang sebesar dua miliar yang tersisa sudah diberikan kepada Viktor dan digunakan.

untuk berjudi. Untuk sementara waktu ini, mereka benar–benar tidak mampu

membeli mobil lagi.

keluarga kami nggak punya mobil

“Kalau mobil lama sudah nggak bisa digunakan lagi,

ganti mobil

Ardika dengan tatapan mempermainkan dan bertanya, “Oh, kalau begitu, kalian berencana mengganti mobil apa?”

“Mobil balap.”

pria itu sangat familier,

“Mobil balap?”

tertegun sejenak,

sepertimu mampu membeli mobil balap? Hati–hati kalau bicara. Nanti lidahmu

pikirkan dulu baik–baik. Keluarga kalian masih ada seseorang. yang duduk di kursi roda. Menurutku, sebaiknya mengeluarkan

balap nggak akan bisa muat

mengejek Ardika.

Ardika sebagai

acuh, “Kalian nggak perlu mengkhawatirkan hal itu Aku membeli satu mobil balap untuk istriku, satu mobil mewah dengan ruang

untuk adik

lekat. Tiba–tiba,

bahak lagi.

membual saja lagi! Satu mobil saja

membeli tiga mobil sekaligus?

membeli kereta api cepat dan kapal induk saja?!”

terus tertawa terbahak–bahak, sampai–sampai hampir meneteskan air mata.

malu

Bicara omong kosong apa kamu di sini? Apa

malu?!”

mengejeknya bertemperamen

+15 BONUS

ingin melayangkan tamparan keras ke wajah

nggak bisa mengubah kebiasaannya,

pikir Desi.

“Ibu, aku hanya berbicara sesuai fakta. Aku

Tadi, aku mengendarainya

Ibu ke sana untuk

membawa Desi ke tempat parkir untuk melihat mobil balap Maserati Quattroporte itu, agar ibu mertuanya bisa membanggakan

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255