Bab 283 Siapa yang Memberimu Wewenang

“Ardika, apa kamu berencana meminta enam jenderal perang anak buah Romi itu

untuk menahanku di sini?”

Melia berkata dengan nada meremehkan, “Apa kamu sudah lupa siapa yang sedang berdiri di sampingku ini?”

Dia tidak takut pada Ardika.

Kalau pria itu berani memanggil enam jenderal perang ke sini lagi, hanya dengan satu perintah dari Daniel, maka mereka akan ditangkap!

“Enam jenderal perang apa?”

Daniel adalah anggota tim tempur, dia sangat sensitif dengan kata–kata seperti itu.

Melia pun mulai memberi penjelasan kepada Daniel.

“Haha, di zaman sekarang ini, ternyata siapa saja berani menyebut dirinya sebagai jenderal perang!”

“Hanya bawahan Dewa Perang yang berhak disebut sebagai jenderal perang. Sebagai contohnya, Komandan Draco dari tim tempur Kota Banyuli adalah jenderal perang hebat sekaligus bawahan Dewa Perang!”

Daniel melambaikan tangannya dan berkata dengan nada meremehkan, “Kalau orang–orang itu berani muncul, aku akan menggerakkan Korps Taring Harimau dan Pasukan Khusus Serigala untuk membunuh mereka di tempat!”

“Pak Daniel, kamu adalah ketua logistik, apa kamu juga ada wewenang untuk menggerakkan prajurit?”

Tentu saja Melia tidak sebodoh itu.

arogan, “Walau aku nggak

prajurit, aku berteman baik dengan Kapten Abdul dari Korps Taring Harimau dan Ketua Soni dari Pasukan Khusus Serigala. Mereka pasti akan

pria itu, mata Melin

tubuh Daniel, seolah–olah ingin menempel

pria itu.

Cepat keluar dari vila nomor sembilan! Kalau nggak, hanya satu perintah dari Pak Daniel, kamu akan ditangkap ke markas tim tempur! Tempat itu berbeda dengan kantor polisi, nggak akan

dia sangat percaya diri, bahkan tidak ingin mengeluarkan uang sepeser pun

vila

ingin Ardika menyerahkan vila yang baru dibelinya, dia ingin pria itu. kehilangan vila dan

satu putaran. Mendengar keributan

ucapan Melia.

mereka langsung berubah drastis.

segera menghampiri Ardika dan bertanya, “Ardika, apa ada tokoh hebat tim khusus yang menginginkan vila kita? Kalau begitu, sebaiknya kita segera pindah. keluar dan biarkan tokoh hebat itu tinggal di sini!” Selesai berbicara, Robin menatap Daniel dengan

lansial bersama cucu mereka yang masih kecil selalu berhati–hati

bertindak.

Daniel, bahkan preman seperti Jordi saja tidak berani mereka provokasi. Mereka selalu tersenyum dan berhati–hati

bertutur kata.

ini. Begitu mendengar dia harus pindah keluar dari vila ini,

ingin tinggal

ikan mas kecil!”

baik, kalau kita nggak pindah, nanti ayah angkatmu akan tertimpa masalah. Kita pindah kembali ke

tetap bisa memelihara ikan mas

masalah,” kata Livy dengan patuh. Namun, air matanya masih mengalir tanpa

kecil itu, hati Ardika diselimuti oleh kesedihan. Dia segera menggendong Livy dari pelukan Selvi dan berkata, “Livy jangan khawatir, kamu, kakek

bisa

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255