Bab 296 Kebenaran

“Eh, ada apa ini?!”

Saking ketakutan, Ganang tergeletak di lantai dan gemetaran. Dia sama sekali tidak mengerti apa yang sedang terjadi.

Sejak awal hingga akhir, Ardika dan Jesika hanya menyaksikan pemandangan itu dengan sorot mata tenang.

Siapa sangka, sebenarnya dalang di balik pertarungan sengit dadakan ini adalah

mereka.

Mereka sudah mengatur semuanya, mulai dari memberikan kesempatan di waktu dan tempat yang tepat bagi dua puluhan buronan ini untuk melarikan diri, lalu secara kebetulan menerobos ke vila Ganang dan bertemu dengan beberapa

pembunuh bayaran yang sudah berada di dalam vila.

Orang–orang di kedua kubu ini adalah anak buah Billy, tetapi mereka tidak saling

mengenal satu sama lain.

Saat ini, para buronan yang sudah dalam situasi terdesak hanya ingin menangkap

sandera agar bisa bernegosiasi dengan polisi.

Jadi, bagi orang–orang yang tidak bisa dijadikan sandera, tentu saja akan mereka

bunuh!

Namun, para buronan terlalu menganggap remeh kemampuan empat pembunuh.

bayaran.

Mereka semua pernah menerima pelatihan khusus. Walaupun kalah jumlah, para

buronan tetap tidak bisa membandingi mereka berempat.

Setiap kali mereka mengayunkan belati dalam genggaman mereka, pasti ada satu

dalam genangan

para buronan ini juga merupakan orang–orang yang kejam.

tidak membuat mereka ketakutan, malah

dan niat membunuh

juga, empat pembunuh bayaran itu

per satu dari mereka berempat mulai terluka,

mati dengan enggan dalam pertarungan sengit itu.

juga tidak bisa dianggap menang

orang

tergeletak di lantai dalam kondisi tidak bernyawa lagi!

polisi makin

tangkap beberapa orang ini

sudah berlinang darah, tiga buronan yang tersisa langsung menerjang ke arah

terjatuh lemas

memedulikannya.

“Bam! Bam! Bam!”

ke arah tiga

terpental dan menghantam lantai dengan keras. Tidak tahu ada

tulang dalam tubuh mereka

mati, mereka akan koma seumur hidup.

amis yang menyengat langsung

tamu.

ini seolah–olah berubah menjadi neraka di

Ganang dengan santai, lalu menatap

kamu sudah bisa katakan padaku?”

Jangan bunuh aku!

gemetaran. Saking ketakutannya,

seperti orang gila.

dia baru tersadar kembali. Dia mendongak

dengan

ya! Aku katakan, aku katakan!”

Santosa mencariku,

berjanji padaku setelah berhasil melakukan hal itu, mereka akan menaikkan jabatanku

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255