Bab 322 Kalau Terulang Lagi Kamu Juga Harus Berlutut

Dengan iringan teriakan menyedihkan, Kresna dan yang lainnya dibawa pergi oleh pihak berwenang.

Selama menduduki jabatan sebagal petinggi Bank Banyull, mereka sudah melakukan banyak tindakan pelanggaran hukum. Mungkin mereka harus mendekam di balik Jeruji besi selama sisa hidup mereka.

*Ardika, kenapa saat Kresna dan yang lainnya ditangkap mereka memohon padamu?*

Saat menuruni lift. Tina benar–benar tidak bisa menahan rasa penasarannya lagi dan bertanya pada Ardika.

Hingga saat ini, dia masih tidak berani memercayai apa yang telah terjadi.

Namun, adegan Kresna dan yang lainnya terus menerus bersujud di hadapan Ardika dan memohon pada pria itu sebelum dibawa pergi terpampang jelas di hadapannya.

“Karena aku yang meminta Jesika untuk menyelidiki dan mencari bukti–bukti pelanggaran hukum mereka, lalu

menangkap mereka. Nasib mereka ada di tanganku, tentu saja mereka harus memohon padaku.”

Ardika memang bermaksud untuk menunjukkan kemampuannya kepada Tina. Jadi, dia langsung memberi tahu wanita itu kebenarannya.

“Apa? Orang seperti Jesika mendengar instruksimu?!”

Tina makin terkejut.

Dia tahu Jesika adalah asisten presdir Grup Sentosa Jaya.

Beberapa hari yang lalu, setelah Grup Agung Makmur melewati krisis pemutusan pinjaman. Jesika direkrut

secara khusus oleh Ridwan untuk menjadi direktur Bank Banyuli.

presdir misterius Grup Sentosa

bisa memercayai kebenaran ini.

Edrik langsung berubah menjadi

dia mendengus dingin dan berkata, “Tina, kamu jangan percaya pada bualan idiot ini. Aku pernah bertemu Jesika. Aku dengar dia adalah nona dari sebuah keluarga terpandang. Bagaimana

Sekalian saja dia menyebut dirinya sebagai presdir Grup Sentosa Jaya!”

Ardika masih bisa

saja tidak bisa bersabar menghadapi Edrik.

arah Edrik, tertawa dan berkata, “Bukankah tadi kamu bilang kamu mau memberiku pelajaran dan membuatku

memangnya kenapa? Kamu

karena Kresna sudah berlutut padamu, kamu sudah bisa berlagak hebat di hadapanku. Kamu bukan apa–apa….”

+15 BONUS

“Plak!”

itu hanya bisa menelan kembali kata–kata yang sudah

terdengar lagi suara hantaman yang keras. Ardika menendang lutut

“Ah….”

Edrik mengerang kesakitan.

Ardika benar–benar sangat cepat, seolah–olah hanya

tersadar kembali, Edrik sudah dalam posisi berlutut dengan tegak di

“Ardika, kamu….”

dengan tatapan terkejut sekaligus marah. Namun, dia tidak tahu apa yang

ini, hati Tina bergetar dengan

nggak bisa menahan

Tina, dengan mempertimbangkan Luna, kali ini aku nggak mempermasalahkan hal ini denganmu. Tapi, ingat, kalau kamu berani mengulanginya sekali lagi, kamu juga

Ardika langsung meninggalkan rumah sakit tanpa menoleh ke

“Kamu!”

setengah mati. Namun, wajahnya

Ardika terdengar sangat tegas.

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255