Bab 338 Membusuk di Dalam Penjara

“Eh, idiot, apa maksudmu? Kamu sedang mengutuk kami?!”

David memelototi Ardika.

*Sudahlah, David, nggak ada gunanya berdebat dengan orang idiot.”

Brian melambaikan tangannya dan menyela cucunya. Kemudian, dia menatap Ardika dengan tatapan dingin dan berkata, “Pulang sana dan beri tahu Tuan Besar Basagita, kami akan mengembalikan perusahaan kepada

Keluarga Basagita, suruh dia tunggu saja.”

Ardika menggelengkan kepalanya dan berkata, “Aku bukan datang mewakili Keluarga Basagita untuk meminta

kalian menyerahkan perusahaan.”

David bertanya dengan marah, “Kalau begitu, untuk apa kamu datang? Mentertawakan kami? Mempermainkan

kami?”

“Aku datang untuk melakukan transaksi dengan Keluarga Buana.”

“Transaksi apa?”

Brian mengerutkan keningnya. Pemuda yang berada di hadapannya itu hanyalah menantu benalu Keluarga Basagita, bahkan Keluarga Basagita saja memandang rendah dia.

Atas dasar apa dia bisa melakukan transaksi dengan Keluarga Buana?

Ardika mengeluarkan dua uang koin bernominal seribu, lalu melemparkannya dengan sembarangan. Uang koin itu tepat mengenai wajah David.

“Ting!”

ke lantai, suara Ardika pun terdengar.

Perfe dengan

koin tampak jelas di

wajahku! Tunggu, kamu bilang apa? Kamu mau membeli Grup Perfe dengan harga dua ribu? Apa aku

hanya David, anggota Keluarga Buana lainnya juga

mereka sudah bermasalah.

Uang sudah kubayar, sekarang Grup Perfe sudah menjadi

Ardika menunjuk uang koin di lantai. Uang itu adalah

membeli Grup Perfe.

tentu saja tidak

+15 BONUS

Agung Makmur tanpa mengeluarkan

membeli Grup Perfe dengan harga dua ribu, boleh dibilang

anggota Keluarga Buana menatap Ardika dengan tatapan seperti

orang gila.

membeli Grup Perfe? Apa otakmu

Berani–beraninya kamu mau memeras

langsung menerjang ke hadapan Ardika dan berkata, “Ardika, dasar sialan! Apa penyakitmu kumat lagi! Cepat pergi

“Plak!”

ke wajah David, sampai–sampai pria itu terpental jauh.

sudah copot. Selain itu, sekujur tubuhnya terasa sangat sakit seolah–olah

simpati atas apa yang dialami oleh Wulan.

membenci pria bajingan seperti David yang hanya tahu mempermainkan perasaan wanita

“David!”

dan memapah putra mereka. Kemudian, ibu David menoleh dan berteriak dengan marah, “Dasar idiot! Berani–beraninya kamu memukul putraku! Hari ini aku

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255