Bab 364 Rapat Para Petinggi

“Memangnya kenapa kalau dia melakukan hal seperti itu dengan pria di luar sana? Lagi pula, dia belum menikah. Perusahaan nggak bisa ikut campur dalam hal ini, ‘kan?”

“Tapi, pria itu adalah idiot, pengidap gangguan jiwa yang sudah dikurung di rumah sakit jiwa selama bertahun -tahun dan baru dikeluarkan dari rumah sakit jiwa. Selain itu, pria itu juga merupakan seorang menantu

benalu.”

“Ya ampun, apa kamu serius? Aku nggak menyangka selera Airin seperti itu, bahkan idiot pun dia mau!”

“Airin sudah datang, jangan bicarakan lagi!”

Begitu Airin memasuki departemen personalia, dia mendengar rekan–rekan kerjanya sedang bergosip tentang

dirinya.

Begitu melihat kedatangan Airin, mereka segera tutup mulut mereka dengan rapat dan menatap Airin dengan tatapan aneh.

Ada yang menatapnya dengan sorot mata dingin, ada pula yang menatapnya dengan sorot mata meremehkan, tetapi kebanyakan dari mereka menatapnya dengan sorot mata mengejek.

Sorot mata orang–orang itu bagaikan bilah–bilah pisau tajam yang menusuknya dari belakang, api amarah dalam hati Airin langsung meluap.

Dia tidak menyangka Cindi sekeji itu, wanita itu mengarang rumor tentang dirinya dan Ardika, lalu menyebarkan rumor itu di kalangan rekan–rekan kerjanya.

Bukankah tindakan wanita itu sama saja dengan memfitnahnya lagi setelah memecatnya?! Sungguh keterlaluan!

Dengan amarah yang bergejolak dalam hatinya, Airin membuka mulutnya, hendak membela diri.

Namun, dia mengurungkan niatnya.

rekan–rekan kerjanya akan makin meyakini rumor itu sebagai fakta. Kalau begitu, pembelaan diri yang dilakukannya sama saja dengan

sudah dipecat dengan seorang petinggi perusahaan yang menduduki posisi tinggi di perusahaan, bahkan orang bodoh pun tahu harus berdiri di pihak

prosedur pengunduran dirimu? Kenapa

pada saat ini, Cindi melenggang keluar dari dalam

menggantikan posisimu akan datang. Kalian berdua, cepat lempar semua

“Bam!”

“Brak!”

1/3

meja kerjanya diambil dengan

the Pooh

kamu tanggung karena membela idiot

kelak jabatankų dan gajiku akan naik, kelak

sakitan itu!”

berbicara, Cindi menginjak–injak tumpukan barang–barang pribadi

begitu saja.

barang–barang pribadinya

dia menangis dengan

“Cindi yang melakukannya?”

Ardika sudah muncul di hadapannya dan menyodorkan selembar tisu kepadanya.

berkata, “Ardika, kenapa kamu datang lagi ke sini? Cepat pergi dari sini! Kalau sampai Ruis tahu kamu berada di sini, dia pasti akan menyuruh orang untuk

dari sini!”

kepala departemen keamanan sudah mengatakan bahwa kalau Ardika berani menginjakkan kaki di

juga akan

yang

membereskan barang–barang pribadinya dengan cepat, lalu keduanya meninggalkan departemen personalia bersama–sama.

melihat Ardika menekan tombol lantai dua puluh

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255