Bab 363 Rasa Bersalah Seorang Istri

“Ibu, hentikan!”

Melihat Desi makin keterlaluan memarahi Ardika, akhirnya Luna tidak bisa menahan diri lagi dan menyela ibunya dengan suara keras.

“Dasar gadis bodoh! Aku memarahinya demi kamu, tapi kamu malah meneriakiku! Coba kamu lihat sendiri dia yang berada di dalam rekaman video itu! Dia sangat pengecut, sama sekali nggak bersikap layaknya seorang

pria sejati!”

Saking kesalnya, Desi memelototi putrinya.

Luna berkata, “Apa selama ini Ardika nggak pernah main tangan? Kalau benar–benar sampai ada orang yang terluka, seperti apa yang menimpa Kresna, Ibu akan memarahinya sebagai pembawa masalah bagi keluarga kita lagi, ‘kan?! Apa pun yang dilakukannya, Ibu selalu saja punya alasan untuk memarahinya!”

Luna sudah mengerti.

Kali ini Ardika tidak melakukan serangan balik karena orang yang ditindas oleh orang–orang itu adalah dirinya

sendiri.

Kalau orang yang ditindas adalah dirinya, Ardika pasti sudah main tangan.

Luna tidak merasa Ardika adalah pengecut, dia hanya merasa Ardika tidak ingin karena dirinya sendiri membawa masalah untuk keluarganya.

Melihat Ardika ditindas seperti itu, Luna malah merasa sangat sedih.

“Kamu … kamu…. Luna, apa kamu sedang mengataiku bertindak nggak secara logika?!”

kesalnya, sekujur tubuh Desi sampai gemetaran.

memarahiku demi kebaikanku juga karena nggak ingin

dan anak itu akan bertengkar, Ardika buru–buru menenangkan Desi, bahkan menuangkan segelas air hangat untuk ibu mertuanya itu.

terlalu percaya diri!”

langsung menepis tangan Ardika, lalu berbalik dan menaiki tangga

bersuara. Kamu hanya menunggu Luna untuk membelamu, agar kamu terlihat seperti orang

tidak berdaya dan

jangan marah lagi, ya. Sudah kubilang aku akan memberi pelajaran kepada orang–orang yang melempariku kue

aku, Ardika. Seharusnya aku nggak memblarkanmu mencari pekerjaan. Jangan pergi ke Grup Bintang Darma lagi, ya? Delvin sudah lama meninggal, mereka sangat

sangat bersalah.

ini, bagaimana

tidak membantu mengatur pekerjaan

punya pilihan lain, Ardika terpaksa pergi ke Grup Bintang Darma

aku benar–benar sudah bekerja di sana.”

merasa bersalah karena dirinya,

marah dan memarahinya beberapa patah

seperti ini.

bagaimana mungkin Luna masih percaya Ardika

sudah memutuskan mengatur sebuah pekerjaan

takut akan membuat

berlalu begitu

Keesokan harinya.

mengubah namanya menjadi Grup

pada sore

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255