Bab 443 Memberi Peringatan Terlebih Dahulu Sebelum Menyerang

Bromo melihat pedang dalam genggaman Titus sudah sedikit terangkat.

Mungkin saja detik berikutnya pedang itu akan menebas lehernya!

Melihat pemandangan itu, dia langsung gugup setengah mati.

Dia buru-buru membersihkan namanya dari tuduhan itu. “Kak Titus sudah salah paham padaku. Aku juga sudah lama mengikuti Tuan Alden dan sangat setia padanya. Bagaimana mungkin aku bekerja sama dengan orang luar untuk mencelakai Tuan Alden?!”

“Huh! Biarpun kamu ingin menjadi pengkhianat, kamu juga nggak punya nyali dan kepintaran itu.”

Pada akhirnya, Titus meletakkan kembali pedangnya dan mendengus dingin, sebagai isyarat bahwa dia

sudah melepaskan Bromo.

Detik sebelumnya, ekspresi Bromo tampak pucat pasi, detik berikutnya, ekspresinya berubah menjadi

muram. Ucapan Titus benar-benar membuatnya sangat malu.

Walaupun kata-kata yang keluar dari mulut Titus tidak menyakitinya, tetapi merupakan penghinaan yang

besar baginya.

Dengan kata lain, Titus menganggap remeh dirinya.

“Ya, benar. Ucapan Kak Titus benar!” kata Bromo dengan memendam kekesalannya. Dia juga tidak

berani membalas Titus dengan kata-kata tajam.

Titus tidak menanggapinya, melainkan melirik semua orang yang berada di sana dengan tatapan acuh tak acuh, lalu berkata, “Ada pengkhianat dalam Aliansi Lautan Berlian. Aku bilang ada, maka pasti ada.”

saja sekelompok orang. Nggak peduli ada berapa banyak orang, aku akan menemukan semua pengkhianat itu dan membunuh

sekejap, semua orang di sana langsung merinding

mengalihkan pandangannya ke arah peti mati yang berisikan mayat Alden

memberi peringatan terlebih dahulu sebelum

seolah-olah sedang menegakkan keadilan dari arah

maju sendiri, maka bisa mati dengan lebih cepat dan nggak tersiksa. Kalau sampai kami menemukan orang

berjalan ke hadapan peti mati Alden dan menyalakan

penuh hormat.

aku bersumpah selama aku belum menemukan pengkhianat dalam Grup Lautan berlian dan membalaskan dendam

dia sudah memegang kekuasaan atas Grup Lautan Berlian, semua urusan perusahaan jatuh

menunjukkan bahwa bersedia mendukungnya untuk menduduki presdir

di hadapan semua orang, para anggota lama Aliansi Lautan Berlian diam- diam menganggukkan kepala

ada seorang pun yang menyadari bahwa kedua

sebelum pria

Ardika yang menjadi kambing hitam saja sudah nggak cukup. Aku harus mencari seseorang yang menduduki posisi tinggi untuk dijadikan sebagai kambing

muncul wajah

sorot matanya berubah menjadi tajam dan

pusat penahanan Kota

“Sigit, antar aku kembali ke Vila

juga akan diurus oleh Titus, jadi Ardika tidak berencana tetap tinggal di

memanfaatkan kesempatan ini untuk pulang dan memberi penjelasan

Luna sedang emosi, dia tidak

berlalu cukup lama, seharusnya emosi

akan meminta sopir

segera melakukan panggilan

ditumpangi oleh Ardika sudah melaju pergi meninggalkan

Di Vila Cakrawala.

sudah selarut ini, apa kamu masih mau kembali

keluar dari

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255