Bab 471 Pengumuman Terbaru

“Pak Dendi, kamu baik–baik saja, ‘kan?!”

Melihat Dendi tiba–tiba berlutut di lantai tanpa sebab, semua orang buru–buru menghampirinya untuk memapahnya.

Xavier berkata, “Pak Dendi, apa karena tadi kamu datang dengan terlalu tergesa–gesa, sampai–sampai kamu merasa nggak enak badan? Bagaimana kalau kamu istirahat sejenak, baru mengurus urusan perceraian. Lagi pula, sepertinya nggak perlu terlalu terburu–buru?”

“Eh, ini, ini ….”

Dendi menatap Ardika dengan tatapan ketakutan sekaligus tidak berdaya. Saking ketakutannya, dia menjadi tidak bisa berkata–kata.

“Pak Dendi mengenalnya?”

Xavier mengerutkan keningnya.

Dia merasa sorot mata yang ditujukan oleh Dendi pada Ardika sangat aneh.

Dia menatap Ardika dengan kebingungan, tetapi dia tidak mendapati ada sesuatu yang aneh.

Di matanya, Ardika hanyalah orang yang biasa–biasa saja, seorang pecundang yang tidak bisa apa–apa.

“Ya, pernah bertemu, pernah bertemu.”

Melihat Ardika sama sekali tidak peduli dengannya, Dendi juga tidak berani banyak bicara. Dia hanya bisa menanggapi pertanyaan Xavier dengan singkat. Saat ini, bulir–bulir keringat dingin sudah bercucuran membasahi sekujur tubuhnya.

‘Oh, ternyata hanya pernah bertemu saja.‘

Xavier tidak berpikir banyak lagi, dia berkata, “Pak Dendi, bagaimana kalau kamu memberi tahu stafmu dan membiarkan mereka yang menangani perceraian temanku saja? Sebaiknya kamu beristirahat sejenak.”

“Eh, ini ….”

Dendi bahkan ingin

Dendi, lakukan saja apa yang diperintahkan oleh Tuan Muda Xavier.”

nada bicara mempermainkan

menyipitkan matanya dan membuka mulutnya dengan lebar.

+15 BONUS

aku nggak

bicaranya terdengar seperti orang

benar–benar sangat menyesal.

dia malah datang secara pribadi untuk

sehebat Tuan ini.

benar-benar cari mati!

saja apa yang

kantong dokumen dalam genggamannya pada pria itu.

hormat pada Pak Dendi! Kamu pikir kamu siapa?! Berani–beraninya kamu melemparkan

apa–apa, nggak apa–apa, aku akan mengurusnya

langsung berjalan ke dalam ruangan pengurusan perceraian dengan membawa kantong dokumen

ada Pak Dendi, proses perceraian kalian akan berlangsung dengan cepat. Setelah dia masuk ke dalam dan memberi perintah pada bawahannya, kamu dan Luna sudah bisa masuk ke dalam untuk

menggelengkan kepalanya tanpa mengucapkan

pria itu benar–benar sudah putus

napas dan merasa sedikit

mendesakmu untuk bercerai dengan Luna karena masalah yang kamu buat kali

suami istri sungguhan, bagaimanapun

Luna menggerakkan relasi untuk mencarikan pekerjaan untukmu. Paling nggak, kamu nggak

#1

ada kebaikan dalam

bisa terima membiarkan

coskan–akan menekan

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255