Bab 501 Bosmu Itu Adalah Aku

Ardika sudah terbiasa dengan sikap Tina yang berlagak pintar ini.

Malas berdebat dengan wanita itu, dia membuka kotak jam tangan tersebut, mengeluarkan jam tangan di dalamnya dan mengamatinya sekilas.

Wah, Tina cukup bermurah hati juga. Jam tangan yang dia berikan padaku saja sudah bernilai miliaran.‘

pikir Ardika dalam hati.

Namun, ini bukan pertama kalinya bagi Ardika melihat barang bagus. Barang bagus seperti apa pun sudah pernah dia lihat. Jadi, dia langsung memakai jam tangan itu tanpa merasa gugup dan ragu.

“Jaga baik–baik jam tangan itu, itu jam tangan mahal!”

Setelah melontarkan kalimat peringatan itu, Tina seolah baru puas.

Desi berkata, “Tina, aku dengar kamu sudah menjadi presdir Grup Lautan Berlian. Selamat, ya! Ke depannya, kamu dan Luna bisa bekerja sama dan menghasilkan uang bersama–sama.”

“Tentu saja, ke depannya kami saling membantu sama lain. Aku yakin kami pasti bisa memperoleh

pencapaian yang baru di dunia bisnis.”

Tina duduk di sofa dan menggandeng lengan Luna dengan erat.

Selesai berbicara, dia mendecakkan lidahnya dan berkata, “Tapi, satu–satunya hal yang kurang baik adalah Grup Lautan Berlian sudah bergabung dengan Grup Sentosa Jaya. Ke depannya, masih ada seorang bos besar di atasku. Aku nggak bisa mengambil keputusan sesuka hatiku.”

“Bos besar? Maksudmu presdir Grup Sentosa Jaya itu?” tanya Luna.

Tina menganggukkan kepalanya dan berkata, “Ya, benar, dia orangnya. Dia sudah berada di Kota Banyuli cukup lama, tapi nggak ada seorang pun yang pernah melihatnya dan tahu bagaimana karakternya.”

bukanlah orang yang sederhana. Dia nggak

Draco mengunjungi Gedung Glori, tiba–tiba saja ayahku memutuskan untuk menyerahkan Grup Lautan Berlian di bawah naungan Grup Sentosa Jaya. Mungkin

saja tidak bisa memengaruhi keputusan Draco, tetapi presdir Grup Sentosa Jaya

bisa melakukannya.

Grup Sentosa

“Pfffttt!”

+15 BONUS

terpampang jelas di

apa yang kamu tertawakan?”

berkata, “Tina, ini adalah pertama kalinya aku melihatmu begitu penasaran pada seorang pria. Aku

mencoba

tidak muda lagi.

bisa menemukan seorang pendamping yang baik, Luna juga merasa senang untuk sahabatnya

dunia ini, nggak ada seorang pria pun yang layak aku

dan memukul Luna dengan pelan. Kemudian, dia berkata, “Tapi, besok aku harus pergi ke Grup Sentosa

baik padaku, mungkin aku bisa mempertimbangkan memberinya kesempatan untuk mengejarku!”

hanya sebatas kesempatan.”

“Pfffttt!”

kembali terdengar suara tawa seseorang.

kali ini bukan Luna.

memelototi orang yang tertawa itu, lalu memicingkan matanya dan

tertawakan?!”

tipis dan berkata, “Tina, jangan salahkan aku mengatakan kata–kata yang nggak enak didengar. Tapi, aku

nggak tertarik padamu.”

yang bisa tahan

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255