Bab 604 Bualan Sudah Menjadi Kenyataan

Setelah tertegun selama beberapa saat, semua orang sadar kembali.

“Ardika, kamu sedang membohongi siapa? Dewa Perang baru saja pergi, kamu menyebut–nyebut dirimu adalah dia lagi!”

Jangankan Wulan yang berprasangka buruk terhadap Ardika tidak memercayai ucapan Ardika, bahkan Luna juga tidak percaya.

Ardika bertanya dengan tenang, “Sayang, kemarin saat berada di Vila Pelarum, aku pernah mengatakan bahwa hari ini Keluarga Lukito harus pindah keluar dari Vila Pelarum, lalu Vila Pelarum akan dijadikan sebagai tugu makam Delvin. Semua anggota tiga keluarga besar harus ikut dalam proses pemakaman untuk memberi penghormatan pada Delvin. Saat itu, kalian merasa aku sedang membual, ‘kan?”

Ardika tidak pernah berpikir untuk menyembunyikan identitasnya dari Luna, karena Luna adalah istrinya.

Biarpun Luna sudah mengetahui identitas aslinya adalah Dewa Perang, selama dia berpesan pada istrinya untuk menjaga rahasia tersebut, maka istrinya pasti tidak akan membocorkan rahasia itu kepada siapa pun.

Dengan kata lain, walaupun Luna mengetahui identitas aslinya, juga tidak akan membawa musibah bagi Kota Banyuli.

Melihat ekspresi kecewa Luna, dia menjadi makin terdorong untuk mengungkapkan kebenaran.

“Ya, benar.”

Luna, Futari dan yang lainnya menganggukkan kepala mereka.

Mereka menyaksikan kejadian itu dengan mata kepala mereka sendiri di Vila Pelarum kemarin.

“Lalu, bagaimana sekarang?”

Ardika tersenyum dan bertanya, “Bukankah semua bualanku sudah menjadi kenyataan?”

“Wah! Kak Ardika, apa kamu benar–benar adalah Dewa Perang? Margamu sama dengan marga Dewa Perang!”

Dengan reaksi yang terkesan berlebihan, Futari menutupi bibir berwarna merah mudanya, lalu menatap Ardika dengan sorot mata berbinar, “Pantas saja semua ucapanmu menjadi kenyataan.”

“Kamu mengatakan ayahku harus menulis aturan menjaga rahasia sebanyak seratus kali, maka dia langsung diperintahkan untuk menulis aturan menjaga rahasia sebanyak seratus kali.”

langsung ditangkap dan dikurung untuk mengintrospeksi

sudah menjadi kenyataan!”

kamu menyebut–nyebut dirimu sebagai Dewa Perang, tapi Dewa Perang hanya menghukum tiga keluarga besar,

Perang, siapa lagi yang bisa

putrinya dengan

ayahnya ditangkap, tapi

penangkapannya, pria itu pasti

kemudian, dia sendiri juga tercengang mendengar

putrinya.

benar–benar adalah Dewa

bahwa kejadian–kejadian yang disebut oleh Futari

di luar nalar.‘

+15 BONUS

Luna juga

yang lainnya membuka mata mereka dengan lebar dan menatap Ardika dengan lekat, seolah–olah ingin melihat bayang–bayang Dewa Perang dari tubuh pria itu.

terdengar suara seseorang

mengelabui kalian semua!”

dengan marah, Dewa Perang menghukum

dilakukan oleh tiga keluarga besar, Dewa Perang baru menegakkan keadilan

saja. Dia adalah Dewa Perang. Memperhitungkan masalah sepele kepada

bagimu untuk menyebut–nyebut dirimu sebagai Tuan Dewa Perang

terpampang jelas di wajah Tuan Besar Basagita.

terhadap suami cucunya itu

hanya tersenyum tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

dan

Ardika ingin, dia bisa memanggil mereka datang ke sini sekarang juga untuk membuktikan

mengingat

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255