Bab 1951 Melakukan sesuatu secara independen

“Marhem, diam…”

Sandy yang melihat hal ini segera menegur Marhem!

Dia tahu ini bukan saatnya untuk melampiaskan kemarahannya, jika mereka sampai terlibat perkelahian sekarang maka yang akan senang adalah keluarga dan klan lainnya!

Mengapa ada begitu banyak keluarga dan klan yang berkumpul di Pulau Parbat tapi tidak terjadi perkelahian karena semuanya sedang menjaga stamina mereka, mereka tidak akan terlibat perkelahian hanya untuk hal–hal yang tidak perlu!

Dicky yang mendengar perkataan Marhem seketika menunjukkan ekspresi marah lalu berkata dengan galak: “Marhem, bajingan, coba katakan sekali lagi…”

Setelah berkata, Dicky hendak melayangkan tinjunya ke arah Marhem!

Namun Sandy menghentikannya.

“Saudara Dicky, jangan marah, cara bicara Marhem memang seperti ini, kamu anggap saja angin

lalu.”

Sandy berkata seperti itu namun Marhem juga tidak berani marah.

Dave angkat bicara, Dicky

pada Dave: “Tuan Dave, saya yakin kamu juga datang ke Pulau Parbat karena tahu apa yang akan terjadi di sini, jadi saya berharap kamu dapat mempertimbangkan saranku barusan, selama kita membentuk aliansi maka klan

pulih kita dapat membagi wilayah, ini juga jauh lebih baik daripada tercerai berai dan dihancurkan oleh keluarga

kasih atas niat baikmu, tapi saya ini

jelas, dia tidak akan membentuk aliansi dengan Sandy dan

yang mendengar hal itu mengernyitkan keningnya, dia tidak

ingin mengatakan sesuatu, Marhem tiba–tiba angkat bicara lagi: “Dave, kamu kira siapa kamu, jangan mengira kamu adalah yang terhebat di dunia ini, kamu juga tidak melihat–lihat berapa banyak Grand Master Guru yang datang ke

atau tidak, sepertinya juga

tatapan matanya mengandung sedikit hawa

seketika ketakutan dan tidak

melihat hal ini hanya bisa menatap Dicky dan berkata: “Saudara Dicky,

tanpa ragu–ragu berkata: “Saya tentu saja akan ikut dengan Tuan Dave, apa ini perlu

berharap kamu dapat mempertimbangkannya, meskipun

tidak ada hal lain kami akan pergi!” tidak menunggu Sandy menyelesaikan

dengan dingin : “Saudara Dicky, di Pulau Parbat ini jika bukan teman itu artinya adalah musuh, saat kita bertemu lagi saya tidak akan berbelas

“Saya juga…”

menjawab dengan

Dicky, ayo kita

Dave mengajak Dicky pergi.

punggung kedua orang itu lalu

Sandy, kita tidak perlu peduli pada Dicky si bodoh itu, walau hanya tiga keluarga kita yang

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255