Bab 2621 Memukul orang

“Lalu mengapa kamu masih ikut dengan Tetua Ketiga, dan tidak mencari orang lainnya?”-

Tanya Dave!

“Bagaimana boleh, seperti kata pepatah, sekali Guru tetaplah Guru, saya mana mungkin mengkhianati. Guruku hanya demi sedikit sumber daya.”

“Terlebih lagi saya bergabung dengan Klan Tungku Giok dan menjadi seorang ahli pengobatan karena saya ingin menyelamatkan para penduduk gunung yang menderita, saat ini keserakahan manusia sangat besar, untuk melakukan segala sesuatu diperlukan uang, sumber daya namun para penduduk gunung ini sangat menderita dan mereka sama sekali tidak punya uang atau pun sumber daya!”

“Kita tidak mungkin hanya berdiam diri dan melihat mereka semua mati karena sakit-sakitan karena mereka tidak memiliki semua itu, bukan?”

Jansen berkata dengan ekspresi serius!

Daye yang melihat hal ini menatap Jansen dengan penuh kekaguman, di Alam Surgawi yang lebih dipenuhi dengan keserakahan dibandingkan dunia fana ini, orang seperti Jansen benar-benar sangat langka!

Tidak lama kemudian, giliran Dave dan yang lainnya untuk mengambil perbekalan sudah tiba, Jansen segera membawa selembar daftar dan berjalan ke hadapan seorang murid Klan Tungku Giok yang terlihat berusia dua puluh tahunan!

“Adik seperguruan, ini adalah daftar kami, coba kamu lihat…”

Jansen menyerahkan daftar itu sementara pemuda itu hanya mengangkat matanya dan menatap Jansen sambil bertanya dengan dingin : “Murid Tetua Ketiga?”

Jansen segera mengangguk!

sama sekali, lalu melemparkannya kė samping dan berkata: “Tidak ada perbekalan untuk kalian, kembalilah lain kali.”

yang mendengar hal itu tercengang dan berkata: “Ini tidak benar, kami selalu memiliki perbekalan

tidak ada ya tidak ada, siapa yang membagikan perbekalan, kamu atau saya?”

berkata dengan dingin tanpa sikap hormat pada Jansen

seketika menyadarinya, hatinya dipenuhi dengan kemarahan namun dia tetap

bagaimana kalau kamu lihat lagi sebentar, pasti ada perbekalan

dia

Saldo: 706 +231

Koin =

2621 Memukul

pergi dari sini, jangan menghalangi

melambaikan tangannya

langsung menarik kerah baju pihak lain: “Bajingan kecil, saat saya bergabung dengan Klan Tungku Giok, kamu masih hanya seorang bocah

orang, muridnya Tetua Ketiga datang untuk memukul orang dan merebut

Tungku Giok yang mulai berkerumun dan mengepung

lepaskan tanganmu, kalau tidak mau lepas,

lain, Jansen yang marah hanya bisa menggertakkan giginya

menatap Jansen layaknya lelucon, tatapan mata

akhirnya menyadari mengapa murid-murid

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255