Bab 1156 Krisis

Keheningan menghampiri kamar rawat inap itu. Elan tengah menggendong bayinya yang sedang tertidur. Dia tidak bisa melepaskan pandangannya dari bayi itu. Dia adalah anak kedua saya.

Sekarang sudah pukul empat pagi, jadi langitnya masih gelap. Enam buah mobil hitam tengah melaju di tengah jalanan. Seorang pria yang duduk di kursi belakang salah satu mobil tengah memejamkan matanya. Asistennya, di sisi lain, tengah memeriksa beberapa dokumen meskipun dirinya merasa sangat lelah. Beberapa kasus internasional memaksa mereka untuk begadang dan membuat mereka merasa tegang.

Tiba–tiba, segumpal kabut muncul entah dari mana, menutupi seluruh jalanan. Akibatnya, para penjaga memelankan laju mobil mereka. Kabut ini terlalu tebal jika terjadi secara alami. Seseorang atau sesuatu tengah menunggu mereka di balik kabut itu. “Kità mengalami kendala di sini. Waspadalah,” ucap ketua penjaga.

Mobil itu tiba–tiba berhenti. membuat pria yang ada di kursi belakang terbangun. Dia membuka matanya. Penjaga memberitahunya apa yang sedang terjadi. Kabut tiba–tiba ini bukanlah fenomena yang biasa. seluruh jalanan tadi masih cerah, dan seharusnya memang tidak ada kabut di malam dengan cuaca seperti ini.

Tepat setelah itu, sebuah cahaya menyilaukan mereka. Sesuatu menabrak mobil di depan mereka, dan sebuah ledakan terjadi.

“Itu adalah roket peluncur! Lindungi Wakil Presiden!” Teriak Emir.

Para penjaga keluar dari mobil. Emir dan Rendra mengikuti mereka beberapa saat kemudian. Mereka dikawal oleh para penjaga yang akan melindungi mereka. Kurang dari sepuluh detik setelah mereka pergi, sebuah roket peluncur berhasil membuat mobil di belakang mereka melayang ke udara. Mobil itu jatuh dan berguling beberapa kali di jalanan.

Rendra di bawah tubuhnya dan menerima seluruh gelombang kejut itu sendirian. Gelombang kejut itu merambat di jalanan, dan semua orang bisa merasakan darah mengalir deras

itu membuat dahinya berdarah. Telinganya berdengung, namun dia masih tetap

“Pak!”

berbalik, dan Rendra memeluk tubuh pria yang

dengan jelas, namun dia tetap pergi dan membopong penjaga itu. Penjaga–penjaga lainnya membentuk setengah lingkaran

penjaga hanya bisa mengandalkan pendengaran mereka untuk membantu mereka mencari tahu datangnya sumber bahaya itu, dan keheningan

tadi. Udara sekitar dipenuhi dengan aroma

entah dari mana. Dia berlari ke arah mereka, terus

Dia berlarian dengan bingung di jalan. Hati Rendra tergerak

Selamatkan dia!”

Para penjaga mengarahkan pistol mereka

“Jangan sakiti dia.”

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255