Bab 103

“Pulang saja dulu. Aku masih ada pekerjaan,” lanjut Elan.

Helen menatapnya dengan penuh kerinduan. Sctiap kali Hclcn mengunjungi Elan, dia akan datang dengan sukacita dan harapan, ictapi dia selalu pergi dengan penuh kekecewaan. Helen teringat bagaimana Elan pergi untuk menyelamatkan Tasya tanpa basa-basi, dia merasa bahwa Tasya ternyata lebih penting bagi Elan daripada siapapun.

Sementara itu, Tasya kembali ke ruangannya, tanpa ide sama sekali. Rasa jengkel membuatnya malas untuk bekerja, tetapi dia tidak tahu perasaan seperti apa itu. Sesaat kemudian, seorang keluar dari lift, dan itu tidak lain adalah lelaki itu— Nando.

Nando hendak pergi ke ruangan Tasya ketika dia bertemu dengan Alisa. Ketika Alisa melihat Nando, dia langsung tersenyum dan menyapanya. “Hai, tampan. Kamu ke sini untuk melihat Tasya?”

“Ya. Apa dia ada di ruangannya?”

“Tampan, ini sebuah pesan untukmu. Hubungan Tasya dengan bos kami agak mencurigakan. Sebagai pacarnya, kamu harus berhati-hati.”

Wajah tampan Nando membeku seketika saat dia berbicara dengan Alisa. “Katakan padaku. Hubungan rahasia macam apa yang dimiliki Tasya dengan bosmu?”

Alisa segera menunjuk ke arah dapur yang kosong. “Kita bicara di sana saja.”

mungkin tidak tahu ini. Tasya mengikuti ajang

pernah mendengar Tasya menceritakannya ; tapi Nando tidak mengingat

berkencan dengan bos. Mereka sangat akrab, dan aku harus memberitahumu, karena aku sudah tidak tahan lagi. Tampan, kamu harus berhati-hati

menemukan pacar yang

masih sibuk dengan pikirannya yang kacau ketika

apa yang membawamu ke sini?” Tasya tersenyum dan

Tasya, dia tidak percaya dengan pemandangan yang dia saksikan hari ini. Dia tersenyum. “Tidak ada apa-apa, aku hanya

ada waktu besok. Aku ingin mentraktirmu makan.” Tasya masih merasa bersalah karena membatalkan

mendengar beberapa rumor di kantor ini, tentang kamu dan sepupuku,” dengan sengaja Nando

“Apa yang kamu dengari

hanya karena kamu ingin memenangkan ajang kompetisi

mungkin aku bisa melakukan hal seperti itu? Tasya menganggapnya

sepupuku? saat Nando

tanpa ragu, “Tentu saja

begitu, apa kamu tadi benar-benar makan siang

untuk makan siang. Aku berutang banyak padanya, jadi aku harus mentraktirnya.” Tasya harus berkata jujur sekarang, karena dia tidak bisa berbohong lagi saat dia menatap mata Nando

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255