Bab 104

Ke mana lagi Nando akan pergi? Tentu saja, dia naik ke atas untuk menemui pria yang berusaha mendapatkan wanita itu. Tidak peduli siapa mereka, Nando tidak akan membiarkan siapa pun menyentuh Tasya.

Pintu kantor Elan terbuka lalu seseorang masuk. Elan mendongak dan melihat Nando berjalan masuk dengan aura seekor citah muda yang siap menyerang.

Elan menyipitkan matanya sambil menatap Nando. “Apa yang membawamu ke sini? Seharusnya kamu memberitahuku bahwa kamu akan datang.”

Nando meletakkan telapak tangannya di atas meja, matanya penuh peringatan. “Elan, apa kamu mencoba mendekati Tasya?”

Jari-jari Elan yang sedang mengetik di papan ketik terhenti, setelah itu dia berkata dengan tenang, “Apa maksudmu?”

“Tasya adalah wanita yang aku sayangi. Kamu tidak boleh mengambilnya dariku, dan kamu jelas tidak boleh terlibat dengannya atas nama pekerjaan.” Nando mempertahankan mangsanya dengan sekuat tenaga. Tidak ada yang boleh mendekati Tasya, bahkan Elan pun tidak! Tidak!

Elan mendongak dengan pandangan jauh saat dia berkata dengan tenang, “Tasya bukan milik siapa pun. Setiap orang berhak mengejarnya.”

Wajah tampan Nando membeku saat dia langsung merasakan aura yang menindas. Jika ada pria lain yang mengejar Tasya, dia tidak akan terlalu tertekan. Namun, jika itu Elan, Nando akan diliputi kepanikan karena mendapat pesaing yang banyak akal.

Ada perasaan tidak berdaya dan frustrasi di hati Nando. Jika dia berhasil, Tasya akan menjadi istrinya. Jika dia gagal, Tasya akan menjadi sepupunya.

jelas tidak akan

sepupunya sendiri. Pada saat itu, dia memutuskan bahwa dia akan melakukan segala

pesona dewasa tertentu. Dia menarik napas dalam-dalan lalu berkata, “Baiklah, mari kita bersaing secara adil dan lihat

Nando berbalik

bahwa dia dan Nando akan jatuh cinta pada wanita yang sama pada saat yang bersamaan. Sesungguhnya, Elan sama sekali tidak cemas. Jika Tasya benar-benar mencintai adik sepupunya yang konyol ini, dia

laki-laki sebisa mungkin. Dia sangat menjaga dirinya dan dia tidak

kepada pria

hal ini, meskipun Nando mengejarnya dengan segala upaya, semua itu

kantor, ponsel Tasya tiba-tiba berdering. Seketika, dia mengangkat ponselnya dan melihat bahwa panggilan itu dari Hana, jadi

“Halo, Nyonya Prapanca.”

kamu sibuk?” Suara lembut

baik-baik saja. Saya tidak

padaku. Aku akan meminta Elan untuk mengurangi beban kerjamu.

Prapanca. Saya tidak kewalahan sama sekali. Apa ada yang ingin Nyonya sampaikan kepada

ini? Aku

Tasya tercengang. Menghadiri perjamuan?

Aku bisa membantumu membangun koneksi dengan orang-orang dari kelas yang lebih tinggi dan memperluas jaringanmu. Ini

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255