Bab 127

“Kemarilah, Nando. Aku ingin memperkenalkan kamu kepada Pak Jeremy, istrinya, dan putri semata wayangnya, Lia. Kalian pernah bertemu saat masih kecil.” Ayah Nando. lono Sofvan. terkekeh sembari menatap Lia dengan tatapan penuh kasih sayang.

“Ya! Kalian membawa Nando ke pesta perayaan usia 100 hari Lia. Nando baru berusia dua tahun saat itu! Kami sudah memiliki ide untuk menjodohkan mereka sejak saat itu,” ucap istri Jeremy sambil tersenyum manis.

“Tepat sekali! Perbedaan usia mereka sempurna.” Kegembiraan tampak di mata Belinda-ibu Nando-ketika dia menatap Lia. Belinda benar-benar menyukai ide ini. Baik Belinda maupun Jono menjadikan Lia sebagai pilihan pertama mereka. Orang tua Lia adalah orang berpengaruh di industri makanan dan memiliki banyak kerja sama dengan bisnis perhotelan. Jika Nando mengambil alih bisnis itu, dia akan dapat mendapatkan dukungan dari keluarga Lia. Jadi, rencana yang paling ideal adalah menjodohkan keduanya dan menyatukan keluarga mereka, agar keduanya bisa saling membantu melipatgandakan pendapatan mereka!

Nando tidak perlu lagi mencemaskan kurangnya dukungan dalam karirnya karena dia akan memiliki ayah mertua yang sangat kuat! Orang tua Lia juga berpikir demikian, dan mereka berpikir bahwa kedua keluarga itu akan tumbuh lebih kuat setelah menggabungkan kekayaan mereka. Selain itu, keluarga Lia tidak perlu khawatir mencari pewaris lain untuk bisnis mereka karena mereka sudah puas dengan kemampuan Nando.

menyapanya dengan ramah. Ini bukan pertama kalinya mereka berjumpa. Mereka berdua adalah anggota dari beberapa perhimpunan balap luar negeri, dan Lia telah jatuh cinta pada Nando sejak pertama kali melihatnya. Itu adalah cinta pada pandangan pertama-wanita itu bahkan mengikutinya kembali ke negaranya setelah pria itu pergi. Yang terpenting, Lia sangat senang mengetahui bahwa dia dan orang tua Nando

Lia. Terima kasih sudah datang ke pesta nenekku, Bapak dan

mereka bisa bertemu selama pesta. “Kenapa kamu tidak mengajak Lia ke area prasmanan untuk makan,

hatinya, Nando sangat marah, namun dia mempertahankan ekspresi sopan di wajahnya. “Oke, Ma.” Nando membawa Lia keluar dari aula dan menuju area prasmanan. Setelah Lia mengambil makanan, Nando memanfaatkan kesempatan ini untuk kabur. “Aku punya urusan lain

nyaris tidak menatapnya. Itu sangat melukai hatinya. Tetapi, ketika dia mengingat bagaimana orang tua kedua keluarga bersedia

seseorang. “Ya, aku dengar bahwa ada banyak wanita

menikahinya dan menjadi bagian dari keluarga mereka,” kata

dia mendengar percakapan itu. Akulah salah satu dari gadis-gadis beruntung itu, pikirnya. Tidak akan ada orang lain yang memiliki kekuatan dan kekayaan yang cukup untuk merebut

baru saja tiba di ruang audio. Pembawa acara malam itu kebetulan berada di sana. “Aku akan melamar seorang gadis nanti, dan

segalanya

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255