Bab 128

Tasva meloleh dan menemukan Helen dengan segelas anggur merah di tangannya. Helen menyilangkan tangannya selagi dia mencibir Tasya. “Apa kamu pikir aku tidak tahu apa yang kamu lakukan? Kamu mencoba memnoles reputasimu sekaligus menjadi orang ketiga dalam hubungan orang. Kamu diam-diam merayu Elan Mata Helen berkilauan De hanva ada mereka berdua. Dia sudah tidak perlu lagi berpura-pura dan bisa mengungkapkan semua kebencian yang dia rasakan,

Tasya mendengus. Apa kamu yakin ingin berurusan denganku? Jika aku dengan tidak tahu malu memutuskan untuk menikah dengan Elan, kau hanya akan dibiarkan menangis di sudut!

“Kau.’ Helen tidak hanya gagal menyinggung Tasya, tetapi dia bahkan memberikan kesempatan bagi Tasya untuk membuatnya semakin marah. “Apa kau tidak peduli tentang fakta bahwa aku pernah tidur dengan Elan, Tasya? Helen mendesis dengan gigi yang bergemeletuk.

“Tidak jawab Tasya sambil mengangkat satu alis, Dia sengaja mencoba membuat Helen marah. Saat itu juga, tatapan penuh kebencian memenuhi mata Helen saat wanita itu mengepalkan tinjunya. Aku tidak akan pernah membiarkan Tasya merebut Elan, pikirnya.

Tasya sedang tidak ingin melanjutkan pembicaraannya dengan Helen, jadi dia berbalik untuk berjalan ke arah balkon yang tidak terlalu ramai. Namun, saat ini, suara renyah seorang pria terdengar dari aula-itu suara pembawa acara yang memanggil Tasya melalui inikrofon. “Saya ingin mengundang Nona Tasya Merian untuk naik ke atas panggung. Anda menjatuhkan sesuatu.”

menjatuhkan sesuatu yang luar biasa berharga. Jika tidak, kenapa pembawa acara harus membuat

dan mencari apakah

punya pilihan selain mengabaikan rasa malu yang dia rasakan saai berjalan ke atas panggung. Aku benar-benar tidak

menghampirinya begitu dia naik ke atas

Tapi aku tidak meninggalkan apa pun!” dia menangis. Dia sangat tidak

yang sangat penting dalam hidup Anda,” pembawa acara itu berbicara seperti sedang memberikan sedang memberikan teka-teki. Tiba-tiba, pengeras suara mulai memainkan lagu romantis dari penyanyi luar negeri. Suara pria yang dalam dan serak mengisi aula, dan banyak tamu-tamu lain berkumpul

memainkan lagu itu? Secara udak terduga, wanita itu melihat sebuah sosok tinggi

ini? Dan kenapa dia melakukannya di depan

Tasya selagi dia mengambil langkah tegas ke arah wanita itu. Akhirnya, ketika dia berjarak sekitar dua kaki dari Tasya, pria itu berlutut. Semua orang bersorak kencang! Mereka semua terkejut. Bukankah itu tuan muda

menuruni tangga lantai dua, dan pria itu membeku ketika dia melihat apa yang sedang terjadi di atas panggung. Pupil mata Elan menciut

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255