Bab 133 

Saat itu, Helen mendengar sescorang datang dari belakangnya Dia membuka salah satu pintu samping dan meninggalkan tempat itu karena tidak berani untuk tinggal lebih lama lagi di sana. Orang–orang yang datang adalah beberapa lamu yang hendak membicarakan bisnis. Mereka membutuhkan tempat yang tenang. jadi mereka memilih balkon itu untuk berbincang. Mereka tidak tahu bahwa orang lain telah mengambil tempat itu. 

Pada momen ini, Tasya hampir kehilangan akal sehatnya. Apakah pria ini mencoba merusak reputasiku? Akhirnya Elan melepaskan cengkeramannya pada Tasya, namun dia menekankan telapak tangannya yang besar ke belakang kepala Tasya untuk membenamkan wajah wanita itu ke dadanya. Tasya tidak punya pilihan selain tetap berada dalam pelukan Elan karena dia tidak ingin orang lain melihatnya di sana. 

Tepat ketika ketiga pria itu memasuki balkon, mereka melihat kedua orang yang tengah berdiri di sudut ruangan. Ketiga pria itu tercengang melihat seorang pria jangkung yang berdiri dengan seorang gadis terbenam di dadanya. Elan menatap ketiga pria itu dengan tatapan dingin sebelum ketiga pria itu dapat memahami situasinya. Mereka bertiga segera melihat wajah Elan. Bukankah itu tuan muda Keluarga Prapanca? 

“Kami minta maaf karena sudah mengganggu Anda. Maaf!” Ketiga pria itu segera berbalik dan bergegas pergi. Setelah Tasya yakin bahwa mereka sudah pergi, dia mengangkat kepalanya dengan marah. Tetapi gerakannya sedikit terlalu cepat sehingga dahinya membentur dagu tajam pria itu. Tasya terkesiap kesakitan sebelum memberi Elan tatapan marah, tapi yang dia lihat di matanya hanyalah sebuah kekosongan gelap– layaknya sumur yang tidak berdasar dengan lapisan es yang menutupinya. “Aku ingin kamu menolak Nando. Kalau tidak, aku akan memberitahu semua orang tentang apa yang terjadi di antara kita,” Elan memperingatkan. 

setelah memuntahkan perkataan itu pada Elan. Namun dia

dan berjalan mendekat untuk menolongnya. “Kenapa kamu

bukan urusanmu.” Tasya mendorong tangannya sebelum berjalan menjauh dari pria itu dengan terpincang–pincang. Apa aku akan terjatuh kalau dia tidak menyeretku ke sini? Ini semua salahnya. Elan mengeluarkan ponselnya dan menghubungi sebuah nomor telepon

memancarkan aura dingin dan menakutkan yang membuat orang lain merasa takut sekaligus kagum padanya, Dia terlalu

lantai bawah, manajer hotel menghampirinya. “Apakah Anda ingin pulang, Nona? Kami menyediakan sopir pribadi untuk tamnu kami malam ini.” Tasya baru

bisa masuk Wanita itu

dia telah menyinggung beberapa orang malam itu. Dia tidak hanya memantik amarah Helen; dia juga membuat Lia geram. Lia berkeliling sembari menanyakan informasi tentang Tasya–dia ingin

Tasya sama sekali bukan tipe gadis yang dapat memenuhi standar Keluarga Sofvan. Informasi tersebut memperkuat keyakinan Lia bahwa pada

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255