Bab 149 

Kini, seorang pelayan menghampiri untuk memberi tahu Tasya. “Ibu Tasya? Ibu Lia menunggu Anda.” 

“Ya, saya Tasya,” Tasya menjawab sambil tersenyum dan menganggukkan kepalanya. 

“Silakan ikuti saya.” Pelayan itu memberi isyarat mengajak. 

Setelah melangkah ke dalam kafe, Tasya melihat Lia dan seorang wanita lain duduk di meja dekat jendela dan mengobrol saat ini. Sepintas, jelas bagi Tasya bahwa wanita itu sama kayanya dengan Lia dan berdandan untuk menunjukkan status yang setara. 

“Ah, desainernya sudah datang! Silakan duduk! Bawa kopinya, perintah Lia pada pelayan. 

Pelayan itu segera mengangguk. Tasya baru saja duduk ketika secangkir kopi diletakkan di depannya. Dia memandang ke arah Lia, dia menanggapi. Terima kasih untuk kopinya. Bu Lia.” 

“Sama–sama. Kalau begitu, mari kita bicara tentang desain! Saya ingin memesan perhiasan pertunangan untuk diri saya sendin–sesuatu yang sesuai dengan status saya. Saya harap Anda tidak akan mengecewakan saya. 

“Tolong sampaikan pendapat Anda pada saya. Saya memiliki beberapa gaya untuk Anda pilih.” Tasya mengulurkan tangannya untuk mengambil dokumen 

Yang saya inginkan adalah desain Anda.

suka agar

dengan keperibadian saya. Selebihnya terserah Anda. Lagi pula, apa Anda tidak tahu cara ineneliti hal yang saya suka? Anda

di wajahnya. 

itu. Lia tidak ingin memberikan petunjuk atau membicarakan gagasan apa pun untuk desain tersebut. Lia ingin Tasya muncul dengan sebuah gagasan rancangan yang tiba–tiba datang entah dari mana yang dapat memuaskan

tak ingin berada di situ lebih

samping Lia mencibir. “Sikap macam apa

tahu hari ini.” 

Jika Anda tidak merancang untuk saya, saya bisa menuntut perusahaan Anda karena melanggar kontrak. Sepertinya mereka harus membayar cukup mahal untuk itu! Tiga kali lipat dari deposit! Dan saya membayar deposit dua miliar rupiah,

belakang Tasya.. 

Lia tentu tak akan membuat semua urusan menjadi terlalu mudah. Begitu Tasya berbalik, dia mengusulkan, “Jika Anda mau mendiskusikan rancangan itu dengan saya, Bu Lia, kita bisa

mencoba mendiskusikannya!”

sungguh–sungguh dan

Bagaimana Anda bisa bicara dengan nada seperti itu pada saya? Tidakkah Anda takut kalau saya mengajukan keluhan tentang Anda?” Lia bertanya dengan agak

tempatnya, dia menatap mata angkuh Lia. “Tentu Anda punya hak untuk mengajukan keluhan tentang saya. Jika saya mengecewakan, Anda bisa mengajukan keluhan sesuka Anda; jika Anda ingin mempersulit saya, maka

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255