Bab 156 

Elan berhenti menelepon Tasya saat dia gagal menghubunginya pada panggilan pertama. Sambil menatap jalanan yang ramai di luar jendela, Tasya tidak bisa licak icringatakan pemandangan 

yang telah dia libat sebelumnya. Di antara aku dan Elmu tidak ada apa–apa, jadi wanita mana pun yang ingin diciumnya scharusnya tidak ada hubungannya denganku. Walaupun begitu, kenapa aku merasa sangat marah tanpa alasan? Memangnya, apa salahnya dia mencium Helen! Belum lagi, mereka bahkan sudah melakukan sesuatu yang lebih intim dari ciuman, atau mungkin Helen–lah yang telah memuaskan seluruh nafsu birahi Elan selama ini. Kalau udak, kurasa tidak wajar bagi pria berusia dua puluhi sembilan tahun sepertinya untuk tidak punya kebutuhan sama sekali. Oleh karena itu, Tasya menyimpulkan bahwa Helen adalah teman tidur Elan saat ini. 

Sial! Kalau memang begitu, berani sekali dia memaksakan ciumannya padaku dulu?! Aku merasa sangat kesal sekarang! 

Ketika Tasya menjemput putranya dari taman kanak–kanak, bocah itu menyembulkan kepalanya dari belakang ibunya. Setelah melihat sekelilingnya, Jodi mengangkat kepala kecilnya ke arah ibunya dan bertanya, “Di mana Om Elan, Ma? Kenapa dia tidak kemari?” 

Om Elan tidak jadi datang malam ini. Dia punya hal lain yang harus diurusnya,” Tasya menjelaskan sambil menggandeng tangan Jodi dan berjalan keluar dari area sekolah. Saat itu, mata Jodi berbinar dengan geinbira. Dia melepaskan diri dari pegangan ibunya dan berteriak, 

Mama bohong, Ma! Om Elan ada di sini!” 

Setelah berkata demikian, Jodi berlari ke suatu arah. Melihat hal ini. Tasya menoleh dan melihat sosok Elan yang mengesankan. 

merasakan tatapan tajam dari mata pria itu yang sekelam malam. Dia kesal kesal

Helen? Kenapa sekarang dia

itu berlari mendekati Elan dan melompat ke arahnya, dan Elan pun segera merentangkan tangannya dan mengangkat bocah itu dengan gerakan

kata mama Om Elan tidak bisa datang karena sangat sibuk!” Kata Jodi sambil

dan menjemputmu dari sekolah sesibuk apa pun.” Setelah berkata demikian, Elan mengulurkan tangannya dan membelai kepala Jodi

mengikutinya. Selain itu, pria tersebut

mengajak Jodi naik taksi bersamanya, tetapi saat melihat anaknya memasuki mobil Elan,

kamu sedang kencan Kenapa kamu datang kemari?” Tanya bergumam

dan menatap wanita itu dengan dingin sebelum dia bertanya

berbohong dengan lancar tanpa berkedip

bisa melakukan apa pun selain menjelaskan, “Tadi ilu salah paham. Ada sesuatu yang masuk ke mata Helen, jadi

tidak mungkin salah pahan karena saya tidak

malam. Pada saat ini, pria tersebut

teman,” Elan tiba–tiba memegang lengannya

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255