Bab 188 

Romi sangat menyadari fakta bahwa Tasya kemungkinan besar akan menjadi penerus Frans di masa depan. Sebenarnya, Romi juga punya rencananya sendiri. Bagaimanapun, semua orang di dunia pasti bermimpi untuk memiliki kehidupan yang indah dan mudah. 

Sementara itu, Tasya mulai bosan. Dia mengeluarkan ponselnya untuk memeriksa pesannya, sementara Romi pergi untuk mengambilkannya makanan ringan. Dia telah memutuskan untuk tetap di samping Tasya di mana pun dia berada malam itu. 

Tasya ingin tahu tentang apa yang sedang dilakukan putranya saat ini, jadi dia mengirimi Elan pesan...pa yang sedang Jodi lakukan 

Setelah mengirim pesan, dia tidak menerima balasan apa pun bahkan setelah menunggu lebih dari sepuluh menit, jadi dia berpikir balwa pria itu pasti masih belum membaca pesannya. 

Di sisi lain, tampak pasangan ibu dan anak bergegas ke lobi hotel, dan mereka tidak lain adalalı Pingkan dan Elsa, yang baru saja tiba karena kemacetan panjang Elsa mengenakan guun malam berwarna merah tua keunguan malam itu. Saut di memasukinula sambil mengangkat gaunnya, dia tiba–tiba teringat sesuatu dau langsung menoleh ke ibunya. Ma, ponselku tertinggal di mobil. Imbilkan ya. Ma 

Mendengar itu. Pingkan terpaksai scuju dengan pasrah. “Ya sudali. Kamu duduk dulu di sofa itu sebentar. Mama akan ambilkan ponselmu sekarang. Makanya, lain kali jangan terus–terusan sibuk dengan ponsel saat di mobil!” 

Elsa mengangguk, lalu dia mengangkat sedikit gaunnya dan duduk di sofa sambil menunggu ibunya. Di saat yang sama, sebuah mobil hitam berhenti di pintu masuk utama hotel. Diiringi sinar terang pintu masuk, seorang pria mendorong pintu mobil dari kursi belakang dan turun dari mobil dengan gagah. Tubulunya yang tinggi membuatnya tampak begitu mengesankan. Setelah merapikan jasnya, dia melangkah ke hotel dengan kaki panjangnya. 

menyuruh Roy mengikuti di sisinya sambil membawakan tas kerjanya. Namun, Roy,

tidak kalah mencolok sat berdiri di samping

Elsa menatap pintu menunggu ibunya

langsung tertuju pada pria itu dan jantungnya mulai berdebar kencang. Ya Tuhan! Bagaimana bisa ada pria yang begitu gagah

icnang di bawah cahaya icrang ruangan itu tampak dingin namun mengesankan. Mengenakan setelan jas, ura tegas dan dominan terpancar jelas dari dirinya,

hampir melompat keluar. Dia sangat

diadakan di lantai tiga.

akan menuju lantai tiga, Elsa berusaha menahan semangat yang membuncah di dadanya. Mungkinkah pria itu ada di

ini berarti bahwa aku akan memiliki

gembira dan dia merasa seolah–olah telah bertemu cinta sejati dalam hidupnya. Dia sangat ingin mengenal pria itu, dan dia bahkan sudah memikirkan nama untuk

segera menegur putrinya,

barusan ada pria yang sangat tampan! Dia sepertinya sedang menuju ke acara perusahaan Ayah.

terhadap pria itu, Pingkan berpikir, wajah tampan tidak akan berguna jika dia miskin. Aku tidak akan setuju jika putriku menikah dengan

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255