Bab 189 

Dengan pengaruh Elan yang kuat di dunia bisnis, serta pengaruh Keluarga Prapanca, Frans langsung menyambutnya dengan penuh semangat. “Selamat datang, Pak Elan Prapanca. Terima kasih karena Anda bersedia meluangkan waktu untuk bergabung dengan kami! Suatu kehormatan Anda ada di sini!” 

Meskipun istrinya telah menyelamatkan pria ini, Frans masih memandang pria ini sebagai sosok kuat yang tidak bisa dia sakiti atau usik. 

“Terima kasih juga atas kesopanan Anda. Pak Frans Merian. Saya dengar hari ini adalah perayaan ulang tahun ke–20 perusahaan Anda. Saya harap Anda memaafkan saya karena datang tanpa diundang.” 

“Oh, tentu tidak masalah! Saya justru sangat senang Anda bisa datang, Pak Elan. Saya benar–benar senang atas kehadiran Anda!” Ya, Frans memang benar–benar senang, dan teman–temannya juga sama terkejutnya–tak satu pun dari mereka yang mengira akan bertemu pemimpin misterius legendaris dari Keluarga Prapanca di perayaan perusahaan Frans. 

“Pak Frans, saya rasa Anda tidak tahu bahwa Pak Elan Prapanca adalah pemimpin di perusahaan tempat putri Anda, Nona Tasya, bekerja. Benar, bukan?” 

“Apa? Tasya bekerja di perusahaan Pak Elan?” Frans awalnya tidak tahu bagaimana dia harus menemani tuan muda dari Keluarga Prapanca itu di sini, tetapi sekarang ketika dia tahu bahwa putrinya bekerja untuk Elan, sepertinya bagus juga kalau Tasya yang akan menemaninya di sini. 

Sementara itu, Tasya sedang duduk di aula dan masih mengobrol dengan Romi tentang urusan perusahaan ayahnya baru–baru ini. Romi menceritakan semua yang dia ketahui, sementara Tasya mendengarkannya dengan penuh perhatian. Tiba–tiba, dia mendengar ayahnya memanggilnya. “Tasya! Tasya, kemari sebentar.” 

Tasya langsung melihat ke arah ayahnya. Awalnya dia hanya menatap ayahnya saja, tetapi kemudian matanya juga bertemu pandang dengan sepasang mata pria lain yang dingin dan tajam. Meskipun ada jarak di antara mereka, tatapan pria itu bak pisau tajam yang mematikan saat menatap ke arahnya. 

Saat melihat pria terhormat yang sedang di

kenapa dia ada

bangkit dari kursinya dan segera melangkah menuju

tamu terhormat. Tolong bantu Ayah menemani Pak Elan Prapanca.” Frans melambai padanya untuk

ayahnya, dia langsung tenang, karena dia tidak ingin ayahnya tahu tentang hubungannya dengan

acara perusahaan ayah saya, Pak Elan Prapanca.” Tasya mengulurkan

11

namun tetap sopan. Elan menyambut uluran tangannya sambil tersenyum penuh makna.

yang menemani Pak Elan Prapanca. Ayah lanjutkan saja acara Ayah. Pak Elan, silakan lewat sini.” Tasya memberi isyarat pada Elan untuk

depan. Dia melangkah menuju ke arah meja VIP dan Tasya mengikuti di belakangnya. Setelah Tasya memperkirakan bahwa ayahnya

“Jangan khawatir. Aku sudah menyerahkannya

di acara perusahaan ayahku?” Tasya bertanya lagi sambil menatap punggung pria itu.

Elan tersenyum simpul, kemudian dia berbalik dan menatap Tasya.

mereka berdua telah tiba di meja. Elan menarik kursi ke belakang dan duduk, sementara Tasya

muncul di sini dengan identitasmu itu.”

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255