Ruang Untukmu 

Bab 230 

Meskipun dikenal sebagai wajahnya Grup Prapanca, sebenarnya Elan adalah sosok misterius yang bahkan jarang muncul di banyak sampul majalah, apalagi berita di internet. Kecuali memang benar-benar perlu, dia akan mengabaikan semua perhatian yang tidak penting dengan bersikap sederhana di sosial medianya. Ketika banvak vang mengenalnya di kehidupan nyata bisa merasakan aura keanggunan vang terpancar dari dirinya, mereka semua sesungguhnya tidak tahu siapa Elan Prapanca sebenarnya.

Pada saat itu, Irfina melihat ke arah Elan yang sedang berjalan menghampiri, lalu menyapa. “Suami Nona Merian. Silakan, ke arah sini.”

Di sisi lain, Tasya terkejut memerhatikan betapa ramahnya Irfina saat menyapa Elan, dan menerka mungkin ini merupakan teknik pemasaran yang dia terapkan. Pipinya merona karena tersipu malu. Dia benar-benar tidak sulit memanggil Elan dengan demikian ramah, bukankah begitu?

Karena Elan tidak senang bila ada perempuan terlalu dekat pada dirinya, secara mengejutkan Irfina adalah pengecualian yang tampaknya dia sukai. Yah, kurasa sikap ramahnya sudah mengubah keadaan menjadi menguntungkan baginya.

Berdasarkan hal itu, Tasya berhenti menganalisis hubungan yang terlihat antarmereka, karena tahu hal itu hanya akan menjadi aneh jika dia lakukan. Pada saat yang sama, yang ingin dia lakukan adalah segera membawa mobilnya dan meninggalkan tempat itu agar bisa melatih kemampuannya mengemudi mobil.

“Lihatlah! Bapak harus mengakui kalau selera Tasya bagus, bukan? Mobil ini adalah model terbaru kami dan sangat cocok untuk perempuan karir di kalangan masyarakat modern masa kini.” Irfina menunjuk mobil yang sudah lunas di pintu masuk.

ruang pamer mobil sambil berpikir Tasya bisa memilih mobil lain yang lebih

uang? Kenapa dia membeli mobil seperti

Nona Merian. Silakan masuk dan rasakan sendiri sensasinya.” Irtina membuka

gembira setelah mendengar Irtina mempersilakan. Baginya, dia sudah puas dengan mobil kelas menengah yang bisa membawanya keliling

sudah selesai dengan semua prosedur yang diperlukan,

Irina menyandarkan lengannya di pintu mobil, menatap Tasya yang duduk di bangku pengemudi, sambil mengagumi si cantik ini

sempit untuk kakinya bersandar. Oleh karena itu, dia mengubah posisi duduknya dan mengalihkan

lagi.

Irfina menegang, Tasya merasa puas dan mencoba-coba berbagai tuas kontrol di dalam mobil itu.

lagi memaksanya. Dia pun meluruskan kakinya dan

saat Irfina

dentuman keras yang membuatnya panik. Jadi, dia langsung menginjak pedal rem dengan kuat dan seketika mobil berhenti. Saat

tidak apa-apa, Elan?” Saking takutnya, Tasya segera mencondongkan tubuhnya untuk memeriksa keadaan laki-laki di

berdegup cepat saat dia mengira

sudah berapa

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255