Ruang Untukmu Bab 279

Leave a Comment / Ruang Untukmu / By Admin 01

Bab 279 "Di acara ulang tahunku? Kapan aku mengundangnya? Aku tidak mau bertemu dengannya disini. Usir dia." ekspresi Hana terlihat tegang, "Kalau kamu tidak bisa, minta Elan untuk mengusimya." Setelah itu, dia menutup telepon dan menghela napas.

"Ada beberapa hal yang tidak akan pernah dimaafkan." "Sepertinya beliau masih belum mau menyerah, Nyonya Prapanca."

"Yah, keluarga Prapanca sudah tidak ada hubungan dengannya lagi, tak peduli dia menyerah atau tidak." Ujar Hana.

Lalu dia tersenyum dan berbicara pada Jodi, yang sedang berdiri di sampingnya.

"Jodi, semoga Nenek tidak membuatmu takut.

Itu tadi telepon dari orang yang tidak Nenek sukai, makanya Nenek berbicara tegas seperti itu."

"Berikan buah kesukaannya." ujar Hana pada Ana, lalu dia beralih ke Tasya dan berkata, "Duduklah, Tasya.

Kita ngobrol dulu." Saat Tasya duduk, Hana bertanya terus terang, tanpa memedulikan kalau dia adalah orang asing.

"Apa kamu tahu siapa orang yang aku bend?" Tasya menggelengkan kepalanya.

"Saya tidak begitu mengenal keluarga Prapanca." Tasya menduga kalau kemarahan Elan tadi pagi pasti karena orang yang sama.

"Dia adalah Rully Prapanca, anak haram suamiku yang seharusnya jadi paman Elan.

Dia diam-diam menjual saham perusahaan dan aku baru saja tahu tentang ini.

Anakku dan menantuku pergi ke luar negeri untuk mengurus hal ini, dan helikopter yang mereka tumpangi kecelakaan, mereka berdua meninggal." Ujar Hana tenang sambil menceritakan peristiwa tragis itu.

tidak bisa menerima insiden itu, dua puluh tahun sudah berlalu, Mendengar ini, Tasya

kedua orangtuanya

dengan orang ini! Karena kalau tidak, dia pasti tidak akan

"Elan membencinya.

bagian dari keluarga Prapanca kami semua mengejarnya sampai

sudah kembali, berharap mendapatkan sesuatu karena

selamanya!" ujar Hana dengan tatapan

"Jangan marah, Nyonya Prapanca.

menghentikannya," ujar Tasya

adalah pilar utama

sudah tua, tapi dia

khawatir kalau aku tidak akan bisa melihatnya menikah." Hana menghela napas sambil

dada Tasya terasa

Dia segera menundukkan kepalanya.

betul apa yang

orang yang aku inginkan untuk jadi menantu

Tidak ada yang lainnya.

dengan Helen, aku tidak

sesuatu." Hana memperlakukan Tasya seperti bagian dari

menceritakan semua

karena dia tidak pernah membayangkan kalau dia bisa

paling tepat untuknya,"

Tasya bingung mendengarnya.

pilihan yang

sendiri, punya

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255