Ruang Untukmu 

Bab 292

Elan membelai rambut panjang Tasya dan menghibur hatinya setelah si wanita baru saja mengalami mimpi buruk dengan mengatakan, “Jangan takut. Aku ada di sini.”

Ketakutan Tasya perlahan mulai mereda saat itu. Hanya saat dia tersadarlah, wanita itu menyadari seerat apa dia memeluk Elan. Wajah pucatnya seketika berubah merah merona seperti mawar merah dan dia segera melepaskan si pria.

“Maaf…” gumam si wanita yang merasa malu.

“Dengamu yang mendorongku menjauh setelah kamu mendapatkan apa yang kamu inginkan, kamu benar-benar kejam!” seru Elan mengeluh.

Saat dia duduk di pinggir tempat tidur, dia melihat ranjang besar tempat Tasya berada dan bertanya, “Sangat tidak nyaman tidur di sofa sekarang. Apa kamu keberatan kalau aku berbaring di sebelahmu di ranjang?”

Wajah wanita itu merona menjadi merah muda saat mendengarnya. Memikirkan kalau sofa itu tidak muat dengan tubuh Elan, dia mau tidak mau harus bergeser ke samping sampai dia hampir saja terjatuh. Si wanita sekarang sudah menyisakan sebagian besar ranjang kepada Elan.

“Silakan saja!”

Elan mengangkat selimutnya dari ranjang dan dia menarik wanita yang hampir terjatuh di pojok ranjang yang lain dengan kejam menggunakan lengan panjangnya.

yang akan aku

malam dan dia tidak mengeluarkan suara sedikit pun untuk memecah kesunyian di sekitarnya. Dengan begitu, mereka tertidur di ranjang

terudur lelap kesulitan tidur kembali. Wanita itu mengangkat kepalanya dan dia bisa melihat dengan jelas garis rahang Elan yang menarik dan tulang selangkanya yang tegas dari posisinya. Tidak diragukan lagi, sulit tetap berada di pelukan pria ini tanpa

“Tidur,”

besar mengelus

memberiku pernapasan buatan

sudah memikirkannya setelah kejadian itu dan ini sepertinya

serak si pria terdengar dari atas kepalanya, “Hmm.

menghangat setelah jawaban

TWINS.LV

keberatan.” jawab

melakukan itu demi menyelamatkanku

sedikit malu memikirkan bagaimana Elan melakukannya di hadapan banyak sekali

bisa tidur lagi,” kata pria itu tiba-tiba bertanya, suaranya entah kenapa terdengar

tidak luput dari perhatian Tasya dan wanita itu buru-buru

ini, Elan mengajukan pertanyaan secara acak kepada si wanita, “Tasya, apa kamu tahu sebingung dan setakut apa aku saat melakukan pernapasan

di posisinya waktu itu, Tasya

tahu,” jawab wanita

belakang kepalanya tiba-tiba menariknya mendekat. Dalam ruangan yang gelap itu, bibirnya disegel oleh pria itu pada saat berikutnya. Hukuman untuk Tasya sudah terlambat karena wanita itu sudah memberantakkan hidupnya

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255