Ruang Untukmu 

Bab 332 

Tasya menarik napas dalam-dalam dan dia akhirnya masih berdiri dari kursinya.

Elan sedang mengutak-atik gelang wanita cantik di kantor presdir. Elan memiliki gelang yang lebih tebal dari yang dia mainkan di pergelangan tangannya dan itu melengkapi jam tangan edisi terbatas yang dia pakai.

Saat Tasya mendorong pintu untuk masuk, senyum langsung muncul di wajah Elan. Dengan matanya yang dalam terkunci padanya, Elan dengan elegan berdiri dan berjalan ke arahnya.

“Kenapa kamu tidak pernah mendengarkanku?” Elan bertanya dengan marah ketika dia melihatnya sedang kesal. Elan harus selalu mengancamnya supaya Tasya mau mendengarkannya.

Melihat gelang tipis di telapak tangannya, dia menyatakan tanpa belas kasihan, “Berikan aku pengembalian uang Aku tidak ingin menerima hadiah ini.”

Namun, tepat ketika Tasya selesai mengatakan itu, Elan meraih pergelangan tangannya dan mencoba memakaikannya meskipun Tasya menolak. “Pengembalian dana? Untuk apa? Aku ingin memakai gelang yang serasi denganmu.”

Tasya sekarang memiliki gelang di pergelangan tangannya. Meskipun desainnya sederhana, batu permata di gelang itu mungkin tidak murah.

“Gelang ini terlihat sangat cantik untukmu. Kamu tidak diizinkan melepasnya,” tuntutnya.

Tasya melihat gelang itu, emosinya berantakan. Dia bingung apakah Tasya harus menerimanya atau mengembalikannya.

mulai membuka kancing bajunya saat itu, membuat Tasya menatapnya dengan

yang tampak familier di lehernya. Tasya tanpa sadar tersentak, “Bagaimana kamu

adalah kalung yang Tasya rancang untuk Elan sebelumnya. Tasya tidak

dan aku baru saja menerimanya lebih awal hari ini. Aku sangat puas karena kalung ini cocok untukku.” Kemudian, Elan mulai menyentuh kalung itu dengan penuh

memakainya.”

pipinya tiba-tiba terasa hangat. “Kamu membelinya dengan uangmu sendiri.

denganmu. Kalung ini berisi perasaanmu padaku. Bukankah kalung menandakan kasih sayang?”

melingkar satu sama lain, itulah yang benar-benar Tasya pikirkan ketika

membuat wajah Tasya semakin memanas saat dia bertanya, “Jika demikian, bisakah aku

mendengar kata-katanya sebelum dia mulai mengeluh, “Mengapa kamu tidak menikah saja denganku karena kamu begitu peduli dengan uang? Kamu akan

yang aku hasilkan sendiri. Ini bukan sesuatu yang bisa dibandingkan

Tasya dengan alis terangkat.

bisa memberikan bantahan yang lebih baik, Elan terdiam sejenak sebelum dia tiba-tiba mengajaknya. “Ayo makan siang

Tasya dengan cepat menolaknya.

kencan makan siang Tasya adalah Romi, Elan

saja untuk tidak makan bersamanya, jadi dia dengan lancar menjawab,

saat Elan ingin

segera dibuat terdiam oleh

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255