Ruang Untukmu 

Bab 338 

Elan mengangguk dan menjawab, “Ya.”

“Kalau begitu, aku tidak akan memberikannya kepada orang lain.” Tasya tidak ingin menyia-nyiakan usaha Elan dalam memilih mawar ini untuknya. Terakhir kali Tasya memberikannya kepada orang lain, Elan menjadi sangat marah.

Elan mengerutkan bibirnya setelah dia mendengar Tasya mengatakannya saat kebahagiaan melintas di matanya. Apakah ini berarti Tasya akhirnya mulai menerima cintaku?

Pada saat itu, Tasya memperhatikan ada lebih banyak rekan kerja yang usil berkumpul di luar pintunya, saat itulah Tasya sadar bahwa Elan baru saja melewati seluruh departemen desain dengan membawa mawar sebelum memasuki kantornya. Astaga. Tidak ada jalan keluar dari skandal ini sekarang.

“Lain kali biar pekerja toko bunga yang mengantarkannya. Tidak perlu untuk kamu yang mengirimnya sendiri,” Tasya mengingatkannya sambil tersenyum.

Elan menyipitkan matanya dan meyakinkan, “Di masa depan, bunga apa pun untukmu akan dipilih dan dikirim oleh aku sendiri.”

Tasya tidak tahu bagaimana menanggapi Elan. Pada saat itu, telepon kantornya berdering. Tasya mengambil gagang telepon dan menjawab, “Halo?”

“Tasya, ini sudah waktunya rapat.” Suara Felly terdengar dari sisi lain.

Aku akan segera ke sana.” Setelah Tasya menutup telepon, dia meletakkan bunga di atas meja dan berkata kepadanya, “Aku

Elan memberinya senyum nakal dan berkata, “Kita akan pergi

peduli dengan mereka semua. Elan menatap Tasya dan menginstruksikan, “Kamu harus

keluar dari kantornya setelah Elan, seorang asisten wanita mendekatinya dan

lagi? Itu karena Pak Elan sedang mengejar

dengan

tikungan, dia tiba-tiba menabrak

keras dan orang yang ditabrak terdorong ke dinding. Ketika Tasya mengangkat kepalanya, Alanna menyipitkan matanya dan matanya dipenuhi dengan kebencian. “Apakah kamu bahkan tidak melihat

itu, Tasya menyimpulkan bahwa melihat Elan membawa bunga telah membuatnya

samar-samar meminta

amarahnya saat Alanna

menginstruksikan Tasya untuk memilih kursi dan kursi

konferensi dan saat dia berjalan ke tempat duduknya, seorang desainer wanita mencoba membuatnya semakin panas dengan sengaja. “Tasya, Pak Elan secara pribadi membelikanmu karangan bunga mawar yang begitu besar. Kamu sangat beruntung!”

lain setuju, “Tentu saja. Tasya adalah

lalu dia mengangkat kepalanya dan melirik dua desainer wanita itu, memperingatkan mereka

kita tidak akan menyia nyiakan upaya dalam mempersiapkan pameran

Akhirnya rapat pun dimulai.

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255