Ruang Untukmu  

Bab 344 

Beberapa saat setelah sampai di kedai kopi, Tasya dan Elan menyelesaikan pesanan mereka. Tasya kelelahan hari ini karena urusan putranya, jadi dia menggosok pelipisnya untuk bersantai.

Pada saat itu juga. Elan tiba-tiba bangkit dari tempat duduknya untuk duduk di samping Tasya dan melingkarkan lengannya di sckelilingnya. “Apa kamu lelah?” Jantung Tasya berdenyut. Menurut pengalaman masa lalunya, jika Elan duduk di dekatnya, dia pasti akan bersikap tidak baik.

“Aku akan memijatmu.” Setelah Elan mengatakan itu, dia mengulurkan tangannya dan memijat bahunya. Tasya merasa geli, lalu dia tersipu dan mendorongnya menjauh. “Tidak, terima kasih!”

Cahaya lembut dan hangat menyinari wajahnya saat Tasya menyisir rambutnya dan memperlihatkan leher dan daun telinganya yang seputih salju. Leher dan daun telinganya tampak seolah-olah akan memancarkan aroma yang menyenangkan. Melihat ini, Elan bingung dan mencoba untuk membuang muka.

Tasya berbalik dan memelototinya dengan rengekan. “Kembalilah ke tempat dudukmu sendiri.”

Elan mulai gelisah di ruang privasi karena beberapa ide muncul di benaknya.

Ketika Tasya hendak mendorongnya, dia tertangkap oleh lengan kuat yang melingkari bahunya. Kemudian, tubuh bagian atasnya didekati oleh dada yang hangat dan lebar.

bertingkah seperti orang

dia hanya bisa mendengar

berhenti memeluknya. Tasya tahu betapa tidak tahu malunya Elan. Kecuali jika Tasya marah, Elan

dekat sehingga Tasya bisa merasakan napas hangatnya di lehernya,

berpelukan dengan seorang pria di kafe sebelumnya, dan Tasya tegang sepanjang waktu. Satu-satunya hal yang tidak mereka khawatirkan adalah bahwa mereka berdua masih

jadi tidak akan

beberapa menit bagi Tasya untuk menjadi santai. Tidak diragukan lagi bahwa nyaman baginya untuk

lehernya. Tempat itu sangat sensitif. Tasya segera merasakan seperti sengatan listrik mengalir

Tasya memperingatkan dengan

di tempat yang mengasyikkan. Mungkin ini adalah naluri alami pria untuk mencari rangsangan! Elan tertawa dengan suara yang

bisa menahan tawa. “Sejak kapan

denganku?” Elan menatapnya dengan

sekarang. Lain kali!”

Elan dengan

dan tidak bisa berhenti tertawa. Tasya sengaja berkata, “Dalam lima tahun. Mungkin kamu

masalah lima tahun. Aku rela menunggu seumur hidupku,” jawab

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255