Bab 59

Mama terlukal” jerit Jodi, terdengar melenguh sakit saat melihat luka Tasya.

Tasya juga merasa tertegun. Pria ini pergi ke apotik hanya untuk membeli obat salep dan perban untukku?

Dia melihat Elan menyentuh luka di sepanjang kakinya dengan kapas pentul antiseptik sebelum memasangkan perban pada area itu. Dia sangat terampil merawat luka itu seolah dia sudah terbiasa melakukan itu sebelumnya, dan tidak butuh waktu lama baginya untuk menyelesaikan wamua itu.

“Terima kasih,” ucap Tasya agak kaku. Dia mengira pria itu sudah melakukan terlalu banyak hal untuk dirinya sedari sore.

Elan menempatkan kotak pertolongan pertama di atas meja kopi dan berkata, “Gantilah perbannya sendiri dalam beberapa hari.”

“Aku mengerti. Terima kasih.” Mengingat betapa kasar dirinya pada pria itu beberapa hari terakhir, Tasya tidak berani menatap pria itu lama-lama. Apalagi, semua bantuannya sore ini hanya membuatnya semakin malu,

ucap Jodi sambil menatap Elan dengan

sayang. Lalu, dia menatap kearah Tasya yang terus menunduk

untuk mengurangi perasaan membuncah di perutnya dan menenangkan jantungnya yang

akan pernah meninggalkan putraku bersama orang-orang jahat seperti Elsa dan ibunya lagi, karena

hatinya tenang saat melihat Jodi tertidur pulas. Dia tadinya merasa takut, dan dia yakin akan kehilangan kemauannya untuk hidup

Saat dia berbaring sambil memeluknya dengan protektif, dia merasakan rasa nyeri yang hebat di lututnya. Dia mendesis pelan dan malah memikirkan bagaimana Elan sudah menemaninya malam tadi sementara dia mencari Jodi. Dia sudah menjadi supir pribadinya yang mengelilingi jalanan kota dan menolongnya

orang jahat, dan pria itu sama sekali tidak pantas menerimanya. Kelihatannya aku harus lebih ramah padanya. Bukankah dia bilang dia ingin aku bertemu dengan neneknya?

dengan Nyonya Prapanca dan membahas tentang wanita tua itu yang ingin membalas kebaikan tanpa pamrih Amalia selama bertahun-tahun yang lalu. Bagaimanapun, Amalia hanya melaksanakan tanggungjawabnya sebagai seorang

dengan membawa buah-buahan dan hadiah. Kali ini, dia

Elsa. Dengan kondisi begini, dia

dan Frans tidak bisa menganggap wanita itu mampu melakukan

Frans secara terus-menerus, Tasya akhirnya menghiburnya, “Lupakan saja, Ayah. Semuanya sudah berakhir sekarang, jadi kita tidak perlu

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255