Bab 451 

“Baiklah kalau begitu! Ayo mampir ke butik yang menjual gaun–gaun malam yang indah.” Tasya tidak punya pilihan lain karena dia tidak memiliki gaun yang cocok dengan tema busana acara. 

Romi sudah menghabiskan waktu cukup lama di tempat tidur bersama Helen sampai pukul 1 siang. Apalagi wajah Helen yang mirip dengan Tasya membuat Romi tidak bisa mengalihkan diri darinya. 

Setelah mereka bangun, Romi pergi ke kamar mandi sedangkan Helen masih berbaring di tempat tidur sambil memainkan ponsel. Dia sama sekali tidak merasa bersalah dengan apa yang sudah dia lakukan pada Elsa. Dan Romi hanyalah orang yang dia manfaatkan bersama Elsa. 

Saat itu, Helen menerima sebuah pesan. Helen, bagaimana persiapanmu untuk pesta tahunan Jewelia yang sebentar lagi diadakan?‘ 

Dia melihat nomor si pengirim pesan, ternyata Maria, seseorang yang sudah lama tidak dia hubungi. Lagi pula dia tidak berguna bagi Maria. 

Tapi. Helen terkejut saat membaca isi pesannya. Dia sama sekali tidak tahu kalau di hari itu ada pesta tahunan perusahaan. 

belum tahu tentang pesta itu, Maria. Siapa yang memberitahumu?” balas

‘Bukannya Pak Elan memberitahumu? Beliau akan datang ke

karena akhir–akhir ini dia sangat

ke acara. Undanganmu mungkin dikirim lewat surel. Oh iya, tema gaunnya untuk acara malam ini berwarna hitam, Helen. Saya

ke acara itu semakin membuncah dalam hati Helen setelah dia membaca pesan itu. Dia merasa sepertinya dia tidak akan

saja? Mata Helen berbinar penuh ambisi–dia hanya perlu melakukannya

sedikit menyedihkan dan penuh rasa kasihan. Kalau dia berhasil membuat Elan bersimpati padanya dan membuat Elan memperhatikannya, dia sangat yakin

Kalau Helen yang dulu mungkin

Romi keluar dari kamar mandi, Helen seketika bersandar di dadanya dan menatapnya. “Saya tidak punya uang untuk makan siang. Romi, bisakah

dia tanpa ragu mengeluarkan uang dari dompetnya dan memberikannya pada Helen. “Semoga uang

Romi!” ujar Helen sambil berjinjit dan mencium

seketika membayangkan kalau yang ada di pelukannya

ada di butik dengan Elan yang menunggunya dengan sabar. Elan duduk di tengah kursi yang ada di lobi sambil menyesap segelas kopi. Dia berharap Tasya menemukan gaun yang dia

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255