Bab 853

Sudah menjadi tugas kami.Raditya senang dia mulai bersikap koperatif. Dia tidak punya waktu untuk selalu menjaganya, maka Anita harus selalu berada di dekatnya.

Anita mulai merasa kedinginan, dan ingin kembali ke kamarnya. Saat akan berjalan melewati Raditya, dia mendengar suara berdecit, dan segera melihat ke bawah dan mendapatkan sepasang tikus melewati kakinya. Suara jeritan menggema malam itu, dan Anita segera melompat ke udara. Dia melingkarkan lengannya ke leher Raditya, dan kakinya melingkar di pinggangnya agar tidak jatuh. Dia bergelantung pada Raditya seperti koala.

Secara refleks Raditya menahan pinggul Anita agar tidak jatuh. Suasana terasa berhenti beberapa saat, kemudian Raditya bertanya, Berapa lama lagi kamu akan seperti ini?”

Ketika itulah Anita menyadari dirinya sedang memeluk Raditya. Dia terbatukbatuk dengan kikuk dan melepaskan pelukan tangannya pada leher Raditya, lalu melompat turun. Di saat itu pula, ini pertama kalinya dia melihat lakilaki itu dalam jarak begitu dekat. Wajahnya begitu tampan bagaikan pahatan. Alisnya tajam, matanya dalam, dan hidungnya tinggi. Bibirnya tipis tetapi seksi, dan memiliki garis rahang sempurna yang menarik perhatian orang turun ke lehernya. Dia memancarkan maskulinitasnya di manamana. Aura yang terpancar dari dalam dirinya begitu dingin dan sorot matanya begitu dalam.

Raditya berlalu sebelum perempuan cantik itu selesai menatapnya. Anita kemudian mengikutinya, takut kalau bertemu tikus lagi. Hari ini adalah hari yang dramatis dalam hidupnya. Dia mengalami situasi antara hidup dan mati dan hatinya hancur berkeping hanya dalam satu hari.

pasangan Maldino. Dia kemudian menceritakan apa yang

terluka, Pak Laksmana?” tanya Darwanti.

saja. Namun, kalian tidak bisa bertemu dengannya untuk saat ini. Mungkin hal ini akan berlangsung selama enam bulan. Atau mungkin satu tahun. Serahkan saja dia kepada kami. Kami akan menjaganya,”

maaf sudah

Dia terbiasa hidup enak dan mudah. Tolong maafkan dia apabila melakukan kesalahan.”

bekerjasama dengan saya.

siapkan pakaiannya. Tolong bawakan untuknya.” Darwanti kemudian naik ke lantai

menatap laki–laki muda di hadapannya. Dia berkomentar, “Saya pernah melihatmu ketika kecil, di

juga ingat akan dirimu,

ya. Maaf saya tidak bisa datang

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255