Bab 933

Raditya mengerutkan keningnya. Apakah Anita benar–benar mengatakan itu? Apakah Anita memberi tahu orang lain bahwa sudah tidak ada apa–apa di antara mereka?

“Berhentilah bertanya.” Raditya tidak ingin membicarakannya.

Melihat sikap Raditya, Teddy dengan bijaksana pergi sambil bertanya–tanya pada dirinya sendiri.

Sementara itu, Anita sedang bermimpi. Dalam mimpinya, Anita kembali ke kota dan melihat Ani. Anita malu menghadapi Ani, dan dia dengan kasar menyalahkan dirinya sendiri. Kemudian, adegan dalam mimpinya berubah menjadi adegan pertunangan Ani. Anita melihat Raditya mengenakan pakaian pengantin pria sambil berjalan bergandengan dengan Ani di karpet merah. Anitä berdiri di tengah kerumunan dan menyaksikannya, tiba–tiba Raditya melepaskan tangannya dari tangan Ani dan berjalan lurus ke arah Anita. Ketika dia melihat melewatinya, Anita melihat mata Ani dipenuhi dengan air mata kesedihan saat Ani menatapnya dengan rasa sakit, seolah–olah Ani sedang menanyakan sesuatu pada Anita.

“Maafkan saya….. maafkan saya, Ani… saya telah berbuat salah padamu.” Dalam mimpinya, Anita meminta maaf dengan ekspresi sedih.

Saat air mata menetes dari matanya, Raditya merasakan jantungnya berdebar kencang. Apakah Anita sangat menderita karena ini, sampai dia tidak bisa melepaskan diri dari rasa bersalahnya dan bahkan sampai bermimpi meminta maaf kepada Ani?

“Saya tidak akan bertemu dengannya lagi, saya berjanji… Ani… maafkan saya…” Anita terus berbicara dalam tidurnya, seolah–olah Anita telah jatuh dalam mimpi tersebut dan tidak dapat melarikan diri.

sebelahnya dan menyeka keringat di dahi Anita.

Raditya yang mengkhawatirkannya, tatapannya berubah menjadi ketakutan saat seluruh tubuhnya gemetar, lalu Anita mengulurkan tangan untuk mendorong tangan Raditya yang sedang menyeka keringatnya. “Tidak perlu, terima kasih.”

napas, menatapnya

ranjang rumah sakit tempat dia berbaring. Anita memalingkan wajahnya dan berkata kepada Raditya, “Saya bisa mengurus diri saya sendiri. Kamu harus pergi

dan beristirahatlah.”

Anita tidak memberikan Raditya kesempatan untuk merawatnya.

sangat tidak ingin melihat

samping tempat tidur itu meletakkan tangannya di kakinya dan matanya terlihat sedikit murung, hanya batang hidungnya yang mancung yang terlihat, Anita tidak tahu

kepalanya, dan tatapan matanya sangat tenang, seolah–olah apa yang dia

saat dia menatapnya, Anita merasa takut bahwa Raditya

begitu, maukah kamu menikah dengan Ani?” tanya Anita

serak. Matanya tertuju pada Anita, seolah- olah dia ingin mengatakan sesuatu namun tidak dapat berbicara.

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255