Ruang Untukmu

Bab 936 

Bab 936

Begitu Anita minum, air matanya tiba-tiba berlinang lagi. Dia meletakkan segelas air dan duduk di sofa sambil menutupi wajahnya bak anak kecil sambil menangis.

Namun, dia tak sadar bahwa di salah satu sudut ruangan itu, terdapat kamera yang berputar seperti bolą mata, mengawasi setiap sudut ruangan.

Saat itu, di kota kecil yang berjarak dua jam dari markas, sebuah mobil utilitas sport hitam terparkir di bawah pohon yang tidak mencolok. Begitu pria di dalam mobil menatap wanita di layar komputer dan melihat wanita itu menangis di kamarnya, tangannya perlahan mengepal. Apa dia benar-benar sedili? Lelaki ini telah mengikuti keinginan si wanita dan pergi, jadi kenapa dia masih tidak bahagia?

Saat ini, di layar, Anita hendak bangun untuk mengambil sesuatu, tetapi saat dia berdiri, pria itu meramalkan bahwa wanita itu akan terbentur sendiri dan lelaki ini memperingatkan dengan suara pelan di layar, “Hati- hati.”

Sayangnya, seperti yang disangka, wanita di layar tak memperhatikan sudut sofa dan lututnya terbentur keras di sana.

Dia berjongkok kesakitan di lantai, dan pria di layar menghela napas dengan cemas, Perasaan melihat wanita ini sakit tetapi tak dapat melakukan apa pun membuat Raditya menjadi sangat gelisah. Dia menatap wanita yang menggulung celananya di layar. Dia telah membenturkan dirinya sendiri tepat di tempat dia mengelus saat berlutut di lantai, dan ketika cedera baru ditambahkan ke cedera sebelumnya, lututnya saat ini berlumuran darah.

tenang dan tangguh. Dia menatap lukanya dengan

setelah lima menit, wanita itu tetap tak

melihat luka

dia masih melamun? Raditya menghela napas. Pada akhirnya, dia mengetuk beberapa tombol dengan jarinya dan berkata pelan ke

ada di lemari. Ambil

yang datang dari ruangan secara tiba-tiba. Karena dia melamun, dia pikir dia telah membayangkan lelaki itu. Tetap saja, dia akhirnya mengangkat kepalanya dan melihat sekeliling sebelum dia melihat

seorang pria terdengar lagi dari arah jam yang tergantung di

telinganya, menyebabkan Anita berdiri ketakutan dan menatap ke arah jam. “Raditya, itu kamu?”

“Ini saya.”

ada di

ambil kotak P3K

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255