Bab 966

“Kakek, tolong beritahu Keluarga Maldino tentang hal ini mewakili saya. Saya akan mengirim permintaan maaf kepada mereka.”

Tak perlu dikatakan, Panji tentu tidak mengizinkan Raditya melakukan itu karena sebenarnya dialah yang memaksakan pertunangan ini sejak awal. Apabila harus ada orang yang meminta maaf, maka Panjilah yang harus melakukannya. Kemudian dia menepuk–nepuk bahu Raditya. “Seminggu lagi, bawalah gadis yang kamu sukai itu. Kakek ingin makan bersamanya.”

Raditya berpikir sejenak. “Baik. Saya akan berusaha sekuat tenaga untuk membujuknya.”

Malam itu, semua orang diberitahu untuk makan malam bersama di Kediaman Maldino. Panji sudah menelepon Wisnu untuk meminta maaf terkait pembatalan pertunangan itu. Mengingat itu adalah acara keluarga besar, maka pemberitahuan itu penting.

Anita dan Ani langsung menuju ke Kediaman Maldino dari mal di pusat kota sedangkan orang tua mereka tiba tak lama setelahnya. Makan malam dihidangkan seperti biasanya di meja makan di mana setiap anggota keluarga hadir dan duduk mengelilingi.

“Ani, tolong jangan marah dan jangan salahkan Keluarga Laksmana.” Wisnu menghibur Ani sebelum menatap putra bungsu dan menantunya. “Kalian juga. Jangan terlalu kesal dan tersinggung dalam hal ini. Tidak baik untuk kedua keluarga.”

Kita santai saja.” Mardani menghilangkan

ibu, Henida sedikit marah

cocok. Coba pikir— tidak peduli sehebat apa Raditya, tetapi dia sering pergi jauh dari rumah untuk menjalankan tugasnya. Ani

Anita menyemburkan tehnya ke lantai, menarik tatapan bingung semua orang. Dia menutup mulutnya sambil batuk–batuk. “Saya

yang akan mengambilnya darimu,” ucap Darwanti.

Dia penakut dan

juga. Sangat mudah

ini batal. Meskipun Raditya tampan dan berbakat, kita tidak cukup beruntung menjadi bagian keluarganya. Mari kita lupakan saja. Kita cari orang yang dapat diandalkan

perlu terburu–buru. Selain itu, kenyataan bahwa Raditya sendiri yang membatalkan pertunangan ini membuktikan kalau dia tidak ingin terikat dengan Ani. Dia orang yang dewasa. Terakhir kali saya bertemu dengannya, dia memang serba bisa, menonjol dalam banyak hal, tetapi sikapnya terlalu dingin. Dia tidak seperti orang yang penuh perhatian dan

semua omongan itu. Meskipun tidak tahu apa–apa, dia takut ibunya harus menarik kata–katanya ini suatu

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255