Ruang Untukmu

Bab 1052

Rendra memusatkan perhatian kepadanya sambil secara alami meletakkan tangannya di atas meja sebagai penopang. Saat dia membungkuk sedikit, matanya agak gelap, “Raisa, mulai sekarang jangan panggil saya Pak Rendra lagi.”

Mata Raisa agak membelalak. “Kalau begitu, saya harus memanggil Anda apa?”

“Panggil saya sesukamu, tapi jangan panggil saya Pak Rendra. Saya tidak suka.” Rendra mendorong semangkuk mie ke arahnya. “Panggil saja saya Rendra.”

Raisa terdiam sesaat. “Tidak, saya tidak bisa melakukan itu. Tante Sakira berasal dari generasi yang sama dengan ibu saya. Anda adalah adiknya, jadi saya harus memanggil Anda Pak Rendra. Jika Anda benar–benar tidak menyukainya, saya bisa memanggil Anda Om.” Dia bersikeras untuk menghormati orang yang lebih tua. Secara khusus, dia akan bersikap tidak sopan jika dia salah memanggil orang yang dituakan.

Rendra mengerutkan alisnya. Agak cemberut, dia menjawab dengan nada suara tegas yang tidak bisa dibalas, “Bagaimanapun, kamu hanya bisa memanggil saya Rendra saat tinggal di tempat saya belakangan ini.” Dia bersikeras agar Raisa memanggilnya begitu karena tidak banyak aturan dan batasan di rumahnya.

Raisa berhenti bersikeras. Dalam hati, dia bahkan ingin tersenyum. Melihat pria itu telah memasak makan malam untuknya, Raisa tersenyum, berkata, “Oke. Kalau begitu saya akan memanggilmu Rendra, oke?”

Ketika Rendra melihat betapa patuhnya dia, kerutan di alisnya pun lenyap. Karena dia dalam suasana hati yang baik, dia menarik kursinya dan duduk di sebelah Raisa.

dan garpu Rendra. Setelah makan beberapa suap mie, Raisa bertanya kepadanya, “Kamu terus mengirimi saya hadiah melalui

pasti memberitahunya secara tidak sengaja tentang hal itu. “Apa kamu suka hadiah–hadiahnya?”

kata Raisa sebelum memamerkan kalung

menarik dan lesung pipit pun muncul di salah satu

lesung pipitnya pasti akan membuatnya semakin tampan, pikir Raisa sambil menantikan pria

kemudian makan

enak. Bukan hanya itu, tapi dia kenyang setelah makan tujuh potong steik. “Biar

meraih tangannya yang memegang mangkuk untuk

tangannya dengan bingung. “K–kalau begitu saya akan kembali ke kamar saya.” Begitu suasana menjadi agak romantis,

pilihan selain melarikan diri terlebih

itu

saya mendapati bahwa Nona Raisa memang dikunci di dalam perpustakaan

“Siapa dia?”

bernama Mila Mahesa. Dia juga

marah. “Serahkan bukti ke departemen penerjemahan dan singkirkan

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255