Ruang Untukmu

Bab 1078

Bab 1078 Memberi Makan Pasien

Mengapa Anda berpikir demikian? Jika Tuan menemui Anda, dia akan segera menjadi lebih baik bahkan jika dia tidak minum obatnya. Apakah pengawal itu bersamamu sekarang? Suruh dia mengantarmu ke sini.Dengan mengatakan itu, Emir mengakhiri teleponnya.

Dengan ponsel di tangan, Raisa tertegun sejenak sebelum dia mengangkat kepalanya dan berkata kepada pengawalnya, Tolong bawa saya ke rumah sakit.Dengan anggukan dari pengawal, dia kemudian memberi isyarat agar Raisa mengikutinya ke mobilnya.

Dalam perjalanan ke rumah sakit, Raisa dipenuhi dengan kekhawatiran. Mengapa kondisinya. memburuk? Dia masih terlihat baikbaik saja di ruang konferensi tadi. Hanya saja, dia terus menerus diliputi kekhawatiran sepanjang perjalanan ke rumah sakit.

Dengan penjaga yang ditempatkan di setiap sudut, rumah sakit tempat Rendra dirawat sama. sekali tidak biasa, sampaisampai dia harus mendaftar beberapa kali hanya untuk masuk ke rumah sakit.

Emir datang dan mengantarnya ke sebuah bangsal di lantai enam. Di sana, dia mengetuk pintu sebelum berkata kepadanya, Bapak ada di dalam sini. Silakan Nona Raisa.”

Raisa mengangguk dan hendak memutar gagang pintu ketika Emir melanjutkan dengan berbisik, Nona Raisa, suasana hati Bapak sedang tidak enak sekarang. Tolong cobalah untuk tidak membuatnya gelisah. Selain itu, dia belum makan banyak hari ini, jadi tolong bujuk dia untuk makan sesuatu.

Mendengarkan instruksi asistennya, dia tertegun sejenak sebelum mengangguk sebagai jawaban. Kemudian, dia dengan lembut membuka pintu dan memasuki bangsal.

ranjang putih besar itu, Rendra duduk dengan sebuah dokumen di tangan sambil tersambung ke infus. Ketika

bertanya dengan penuh perhatian sambil, berjalan

saja,” jawabnya acuh tak

bertanya sambil tanpa sadar mengulurkan tangannya ke dahi pria

setelah memastikan

di samping tempat tidur, dia bertanya, “Apa

tidak mau.”

teringat ucapan Emir yang mengatakan bahwa

menatapnya dalam–dalam, seakan–akan mencoba

pertanyaannya, dia tidak menyangka bahwa pria itu justru menatap lurus ke arahnya sebagai

dengan suara serak, “Kamu.”

kali tertegun oleh kata–kata pria itu. Ketika dia menyadari apa

yang memerah, Rendra tersenyum dan berkata, “Bawakan saya

pergi dengan tergesa–gesa dan kembali lagi tak lama kemudian dengan semangkuk bubur ayam yang bergizi. Duduk di tepi tempat tidur, dia menyerahkan mangkuk itu kepadanya dan berkata, “Ini, bubur yang kamu inginkan. Makanlah.”

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255