Bab 1091 Kejutan

“Saya baik–baik saja.” jawab Raisa singkat. Dia bertanya–tanya apakah perasaan Rendra padanya. hanya angan–angan belaka dan cepat atau lambat akan menghilang. Saat ini, dia mengerti kenapa Rendra tergila–gila padanya–kalau Rendra meninggalkan dirinya untuk alasan apapun, Raisa tak akan pernah jatuh cinta pada siapa pun lagi. Selain itu, tidak akan ada laki–laki yang bisa mencuri hatinya sama seperti Rendra. Seketika, dia menggenggam tangan Rendra dengan erat, takut kalau semua ini hanya mimpi.

Rendra bingung dengan yang terjadi karena dia bisa merasakan kesedihan Raisa, tapi dia tidak tahu kenapa Raisa merasa sedih. Apa dia melakukan kesalahan? Pada akhirnya, dia hanya memeluk Raisa, membiarkan Raisa bersandar padanya dan rehat sejenak.

Setelah mereka tiba di rumahnya, dia turun dari mobil dulu. Lalu, dia menggunakan tangannya untuk melindungi kepala Raisa saat Raisa turun di belakangnya–sebuah tindakan spontan yang muncul karena cintanya pada Raisa. Tak lama, Emir mendekatinya dan berbisik, “Pak Rendra, semuanya sudah siap.”

Rendra menganggukkan kepalanya. “Terima kasih atas kerja kerasmu.”

“Kalau begitu kami pergi dulu, Pak Rendra,” jawab Emir sebelum masuk ke dalam mobil dan pergi. Setelah iring–iringan itu pergi, hanya tinggal Rendra dan Raisa yang ada di taman besar itu. Rendra menggenggam tangan Raisa dan mengajaknya ke sebuah aula.

bibirnya menyunggingkan sebuah senyuman. Saat mereka tiba di ambang pintu ke aula, dia terkejut dengan pemandangan di hadapannya. Mereka mendekorasi lorong itu dengan tema yang menyegarkan nan romantis untuk tema pesta ulang tahun. Ada banyak hadiah di antara bunga dan balon, dengan rangkaian bunga di samping minuman anggur, sampanye, dan makanan penutup mulut di meja.

semuanya. Dia langsung memeluk Rendra dengan erat.

keromantisan Raisa saat itu. Sedangkan Raisa, dia tersentuh dengan apa yang sudah Rendra lakukan

memakan kuenya atau membuka hadiahnya dulu?” tanya

kepalanya sambil terus memeluknya. “Untuk sekarang, biarkan saya memelukmu lebih lama lagi.”

Raisa. Dia meminta Emir untuk menata ini semua di rumah siang itu dan berencana memberi kejutan Raisa setelah kencan mereka, tapi dia tidak menyangka kalau itu semua terpaksa batal. Untunglah

Raisa. “Apa? Apa kamu berencana menjadikan saya sebagai

melepaskan pelukannya. Dia tidak berani melakukan hal seperti itu! “Saya

Ujar laki–laki itu sambil tersenyum pada Raisa, matanya tampak setengah tertutup. Raisa hanya bisa meletakkan tangannya di pundak Rendra lalu berjinjit dan mengecup lesung pipi

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255