Bab 1100 Merayu

Jantung Raisa berdegup kencang ketika dia melihat betapa mengesankannya penampilan Rendra saat sedang bekerja. Raisa kemudian duduk di sebelahnya. Saat Emir bangkit berdiri akan pergi untuk memberikan privasi kepada mereka, Rendra mendongak dan berkata, Lakukan apa yang saya katakan.

Baik, Pak, akan saya lakukan,jawab Emir sambil menatap Raisa dengan penuh arti sebelum menutup pintu ketika dia meninggalkan ruangan.

Raisa melihatlihat sekeliling ruangan yang didekorasi dengan banyak hiasan dan bertanya dengan rasa ingin tahu, Apakah ini salah satu tempat kerjamu juga?

Rendra menatap Raisa dengan tatapan simpatik dan memberinya secangkir teh. Ini, minumlah teh ini untuk menghangatkan dirimu.”

Tapi saya tidak kedinginan-Raisa berhenti berbicara ketika Rendra meraih tangannya, yang dingin. Pada saat itu, Rendra mengetahui bahwa Raisa berbohong. Wajah Raisa memerah namun dia tidak mencoba menarik tangannya dari genggaman hangat tangan Rendra.

Sesaat kemudian, Rendra berkata dengan muram, Saya akan memberikan peringatan keras pada Valencia. Kamu bisa kembali ke Departemen Penerjemahan kapan pun kamu mau.”

Menggelengkan kepalanya, Raisa berkata, Saya tidak ingin kembali. Saya ingin mencoba. departemen lain. Saya sedang memikirkan Departemen Humas, saya bisa bekerja dengan orang tua saya.Raisa magang di Departemen Penerjemalian tanpa bantuan orang lain, dan menurutnya Humas bukanlah pilihan yang buruk.

Namun, tatapan mata Rendra menjadi gelap ketika dia mendengar perkataan Raisa. “Saya khawatir saya tidak bisa menerimanya.”

Raisa berkedip. Mengapa?

jauh dari saya,” kata Rendra dengan sikap yang

menatap matanya dan dia merasakan hatinya seolah–olah meleleh. Ada sesuatu yang ada pada dirinya yang membuatnya ingin menyerahkan segalanya, termasuk akal sehatnya, hanya untuk Rendra. Dia hanya

Rendra.

Saya rasa saya akan mempertimbangkan kalau

perlu bekerja, kamu tahu,” kata Rendra dengan suara serak. “Saya memiliki penghasilan lebih dari cukup untuk kita berdua.”

tersipu malu mendengar nada sentimentalnya, namun Raisa berdiri tegak dan menggelengkan kepalanya dengan kuat sambil berkata, “Tidak, saya tidak bisa

diri saya

tersungging di bibir Rendra saat dia bertanya dengan nada menggoda, “Apakah menjadi

ingin mencapai sesuatu dan memiliki karier sendiri, apakah kamu mengerti? Saya tidak ingin menjadi wanita

bersantai.

menegur, “Kamu akan tetap berharga bagi saya tidak peduli

pikirannya segera menjauh dari topik mengenai dirinya.

kemudian menjawab, “Kamu sudah tahu itu.”

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255