Bab 1110 Kapten dan Nyonya Laksmana

“Benar,” ucap Anita, dan matanya membentuk bulan sabit. “Saya sangat merindukanmu, Kapten Laksmana.“ Dia suka memanggilnya seperti itu karena itu menyinggung dinamika terlarang di antara mereka ketika dia hanyalah sorang kapten militer yang tabah dan tanpa ekspresi yang ditugaskan untuk melindunginya.

Ketegangan berderak di udara ketika Anita memiringkan kepalanya dan bertanya dengan nakal, “Apakah kamu juga merindukan saya?”

Jika Raditya bisa, dia akan mencabik–cabik hatinya dan memberikannya di atas sebuah piring perak. Dia tak bisa berhenti memikirkan Anita selama tiga hari tugas luarnya. Ketidakhadirannya. merupakan penderitaan bagi Raditya. Tatapannya yang biasanya tajam melembut saat dia menatapnya dengan sabar dan berkata, “Iya, saya sangat merindukanmu, Nyonya Laksmana.”

“Bawa saya ke atas,” perintahnya dengan nada lirih.

Raditya tertawa serak. “Saya rasa kamu tidak berniat untuk memberi saya waktu istirahat.” Pria itu merasa bangga karena dia bisa membuat Anita menjadi sangat menginginkannya dan sangat

putus asa.

Bibir Anita ditekan dengan kuat ke bibir suaminya sambil bergumam, “Tidak sama sekali.” Dia tak meninggalkan ruang untuk negosiasi.

Dengan seringai di bibir Raditya, dia berkata dengan aksen yang dalam dan memikat, “Sebaiknyal pikirkan ini baik–baik, Nyonya Laksmana, karena kamu tak akan banyak tidur malam ini.”

menelepon saya hari ini dan berkata bahwa kita akan mampir ke tempat kakek

hal ini. “Baiklah, kalau begitu. Saya hanya perlu meninggalkan bekasnya di suatu tempat yang tak

membenamkan wajahnya ke dada suaminya dan bingung. Lalu Anita berkata dengan malu- malu. “Lakukanlah apa pun yang kamu inginkan kepada saya,

itu dipenuhi dengan keceriaan Natal keesokan

meskipun memakai pakaian biasa, namun Anita adalah seorang pemerhati gaya yang istimewa. Dia harus memastikan kalau suaminya harus terlihat sebaik dirinya setiap

senang hati membiarkan istrinya memilihkan pakaian untuknya. Pria itu juga senang karena dia

cukup tadi malam,” gerutu Anita. Dia mengutuk dirinya sendiri karena sudah membangkitkan binatang buas di dalam diri Raditya tadi malam. Seolah–olah

berkata, “Bibirmu

Mungkin saya harus-” Dia hendak berkata, “mengoleskan lip balm,” tapi ucapannya terhenti saat Raditya tiba–tiba mendorongnya ke

teredam, tapi pria itu tak mau berhenti sampai dia benar–benar membasahi

sampai dengan sepuluh menit

Starla dan Wirawan tiba di Kediaman Keluarga Keluarga Sayaka untuk berangkat sama–sama menuju

dia melihat Raisa mengenakan jaket yang dibelikan olehnya, dia berdiri dan dengan senang hati sambil meluruskan kerahnya. Kemudian, dia memegang bahu gadis itu dan menilainya dengan penuh kasih sayang, merasa bangga melihat

berkembang sejak kita melihatnya terakhir kali? Saya ingin tahu pemuda mana yang akan mendapat kehormatan untuk menikahinya,” ujar Starla dengan

mengangguk setuju sambil mengatakan bahwa Raisa

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255