Bab 1158 Nasihat

Raisa tengah membaca buku di balkon rumahnya di pagi hari, namun dirinya terus melamun. Perhatiannya tidak tertuju pada buku. Dia terus melihat ponselnya. Raisa sudah mengiriminya pesan, namun pria itu tidak membalas. Dia mungkin sibuk bekerja dan tidak melihatnya.

Emir kembali ke rumah sakit setelah menghabiskan malainnya dengan diinterogasi. Kepalanya sudah diperban. Dia terus mengamati Rendra, masih terlihat khawatir.

Dokter sudah memeriksanya dua kali. Rendra tidak sadarkan diri karena dia kehilangan terlalu banyak darah, namun dokter juga memperkirakan faktor–faktor lainnya. Mereka tidak mau mengambil resiko apapun di sini.

Orang–orang yang menjenguk Rendra saat ini adalah pimpinan letnan dan orang yang paling dia percayai. Mereka harus memastikan tidak terjadi apa–apa pada Rendra.

Rendra terbatuk dengan suara serak dan perlahan membuka matanya. Ada kesan bingung di

matanya.

Starla menggenggam tangannya dan

dan mengangguk.

ucap Wirawan pada Emir.

Saka. Saka langsung terbang ke sana tadi malam, mengesampingkan penelitian pentingnya.

tanya

seperti ada yang terbakar.”

Saka membaca laporan mengenai lukanya, dan jantung berdetak kencang, Jika peluru itu mengenainya sedikit

bocah berusia tiga tahun dan menggunakannya sebagai sasaran bergerak. Bocah itu pasti sudah mati jika Pak Rendra terlambat bergerak sedikit saja,” ucap Emir. Dia mengagumi Rendra atas sifat simpatiknya. Pria itu benar–benar

hal itu. Tetaplah tenang sampai pengumumannya keluar,”

Rasa sakit yang ditimbulkan

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255