Bab 1160 Khawatir

Hati Raisa tersentuh karenanya. Yang bisa dia lakukan sekarang hanyalah menemaninya dan mengurus semua kebutuhannya saat dibutuhkan.

Rendra tertidur selama tiga jam. Pada akhirnya, dia merasa seseorang tengah menggenggam tangannya, dan dia membuka matanya untuk melihat siapa orang itu.

Saat dia melihat Raisa tengah menatapnya bahagia dengan air mata di pelupuk matanya, dia langsung terbangun.

Apa? Kenapa dia ada di sini? Siapa yang membawanya ke sini?

“Kamu sudah bangun!” Dia terus menatapnya sepanjang waktu. Saat pria itu mengerjapkan matanya, Raisa bangkit dan menunduk menatapnya.

Rendra menyentuh pipinya. Matanya sembab. Dia berkata dengan serak, “Jangan menangis, Raisa.”

Raisa langsung mengusap air matanya. Dia menyangkalnya, “Saya tidak menangis. Jangan khawatirkan saya.”

Rendra tersenyum. Emir pada akhirnya tetap melakukannya. Tetap saja, saya senang melihatnya di sini.

kamu harus tetap bahagia,” ucapnya serak. Rasanya seperti mendengar orang yang berbicara dengan tenggorokan yang

mencium keningnya. “Saya akan menemanimu sampai kamu

dengan lembut untuk berbaring lagi. “Kamu masih belum bisa bangkit. Dokter

sekarang. Dia merasa frustrasi karena wanita itu harus melihatnya

kamu terkejut?” Dia kembali berbaring. Dia sudah menyadarinya dari raut wajahnya. Dia terlihat pucat. Dia

yang menutupi matanya dan menatapnya dengan

lemah, namun dia terkadang akan terkesan dengan betapa

bertanya pada Rendra mengenai apa yang dia rasakan. Rendra bahkan harus benar–benar fokus pada lukanya untuk mengetahui

derita.

hanya karena Nona

obat penghilang nyeri, ya.”

Pak Hendra meminta saya untuk merahasiakan hal ini dari Raisa, saya pikir itu bukan ide yang baik. Saya tahu kalau dia akan

Emir.

“Emir, tutup

dengan marah. “Apa? kamu menyuruh Emir untuk

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255