Bab 1201 Perjalanan Menuju Kemerdekaan

Cara menundukkan kepalanya karena malu selama beberapa detik sebelum menjawab, “Sepatu yang saya pakai kemarin terlalu kotor. Saya sudah membuangnya.”

Nando menatapnya dengan jengkel. Dia tidak tahu mengapa gadis ini membuat dirinya. mengalami semua masalah ini. Seharusnya ini bisa saja berakhir dengan dia membiarkan gadis itu tinggal di rumahnya selama seminggu sebelum mengusirnya pergi, lalu kenapa dia malah setuju untuk memberinya pekerjaan juga?

“Lupakan saja. Ayo kita pergi saja ke hotel.” Dia membuka pintu mobil balap–nya sebelum memanggil Qiara, “Masuklah.“.

“Terima kasih. Pak Nando!” Qiara langsung menjawab. Dia mulai merasa tidak enak dengan semuanya. Tadi malam, dia bahkan mengancam akan melakukan protes di depan hotelnya!

Saya tidak pernah menyangka bahwa Pak Nando adalah orang yang cukup baik dan juga pemaaf!

Setelah masuk ke dalam mobil, dia mulai meminta maaf lagi. “Pak Nando, saya harus meminta maaf kepada Anda. Tadi malam, saya telah mengancam dengan mengatakan bahwa saya akan membawa spanduk dan memulai protes di depan hotel Anda, tapi itu hanya sesuatu yang saya lontarkan karena terburu–buru. Tolong jangan dimasukkan ke dalam hati!”

Nando memiringkan alisnya dan menoleh ke arah Qiara. Qiara melemparkan senyum kepadanya dan berkata, “Suatu hari nanti, saya akan melakukan yang terbaik untuk membalas kebaikan Anda karena telah menerima saya.”

Nando merasa tidak ingin berbicara. Dia merasa telinganya berdengung sepanjang pagi. Biasanya, dia adalah satu–satunya orang yang ada di rumah dan karena itu dia terbiasa dengan keheningan, yang sangat cocok untuknya.

Kali ini Nando membawa Qiara ke hotel utama Grup Sofyan yang terletak di pusat kota. Hotel tempat Qiara membuat kehebohan, merupakan bagian dari jaringan hotel tersebut dan terletak di lokasi yang berbeda. Di bawah pancaran cahaya pagi, fasad hotel yang cemerlang tampak memancarkan rona keemasan yang membuat hotel itu tampak semakin megah, seakan–akan seperti istana yang megah.

sementara pada saat yang sama,

begitu mewah!” Dia terkagum–kagum.

Nando merasa senang mendengar kata–kata itu keluar dari mulutnya. Bibirnya tersenyum tipis saat dia berhenti di tempat parkir yang telah ditentukan

pintu juga datang untuk menyambutnya. Tindakan mereka membuatnya merasa

pagi, Pak Nando,” kata sang

Fairuz Lathan, melirik ke arah seorang wanita yang

Pak Nando Sofyan sudah punya

agar dia bekerja di bagian pramutamu,” Nando menginstruksikan Fairuz.

dia hanya

nama Anda, Nona?” Fairuz bertanya pada

menjawab, “Nama saya Qiara

lagi, “Carikan dia sepasang sepatu yang cocok, beserta sebuah

dengan cepat mengiyakan

terakhir kalinya, Nando melangkah menuju

semua itu dan tidak bisa menahan diri untuk tidak bertanya sambil tersenyum, “Nona Qiara, apa kamu keberatan jika saya bertanya bagaimana hubunganmu dengan Pak

kerabat jauhnya… semacam sepupu….” Qiara memberikan jawaban

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255