Bab 1218 Kembali

Bianca menatap tajam dan menjawab dengan tanpa rasa malu, “Oh, tetapi saya menolaknya.”

Sorot mata Qiara seakan bisa membunuh. “Kalau begitu, kamu akan menanggung akibatnya,”

Bianca mematung sejenak, lalu merasa situasinya semakin menarik. Apabila saya berhasil merebut Nando, dia pasti akan menangis, bukan? Saya tidak sabar melihatnya.

Hal pertama yang dilihat Qiara saat masuk ke dalam rumah adalah ayahnya yang sedang duduk di sofa. Dia bahkan tidak menonton berita seperti biasanya. Dia malah sedang menyeruput teh, seakan sedang menunggunya. Qiara merasa sedikit bersalah karena sudah pergi dari rumah dan menyadari betapa sayang ayahnya kepadanya.

“Saya pulang, Ayah,” ucap Qiara.

Biantara menghela napas. Qiara baik–baik saja. Seharusnya saya tidak kasar kepadanya. Bahkan saya mengancam akan memukulnya. Dia adalah putri kesayangan saya yang tidak akan pernah akan saya sakiti. “Oh ya. Saya dengar kamu sudah mendapatkan pekerjaan. Kamu bisa berhenti jika mau.” Biantara menyayanginya. Qiara tidak pernah bekerja sebelumnya, ataupun mengikuti pelatihan kerja. Biantara tidak ingin Qiara hanya berdiri di sana dan menghadapi kerasnya dunia kerja.

Bekerja

hanya sebagai pemandu? Kamu sanggup berdiri berjam–jam sampai selesai?” Dia sangat rapuh. Saya tidak ingin

akan bekerja di kantor. Sekarang saya adalah asisten presdir.” Matanya berkilau penuh antusias. Pasti menyenangkan

sekarang malah bekerja sebagai asisten seseorang? Mungkin perusahaan kecil. Tidak seharusnya

sendiri.

Grup Sofyan. Ayah tahu siapa dia,

“Kamu bekerja untuk

hanya dalam dua hari? Bagaimana dia bisa melakukannya? cibir Bianca. Tetapi wajah kita sama. Dia pasti akan jatuh hati pada saya, cepat atau lambat. Dia akan melihat saya lebih feminin daripada perempuan ini. Laki–laki manapun pasti akan memilih saya. Saya jauh lebih baik daripadanya saat di atas ranjang, dan tahu bagaimana memuaskan laki–laki. Sebuah keuntungan dia sekarang berhubungan dengannya karena akan mudah buginya untuk membuatnya menjadi milik saya. “Saya pulang, Ayah Bianca datang menenteng tas sumbil menatap Biantara, seperti anak kecil yang baru saja berbuat

Biantara tidak ingin membahasnya, tetapi merasa sedikit bersalah. Karena Bianca mengungkitnya, mereka harus membicarakannya lagi.

tahu ini adalah salahmu.” Qiara

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255