Bab 1257 Saya Percaya Padamu

Bianca duduk di sofa dengan wajah angkuh, dan tangannya menyilang di depan dada seolah dirinya adalah seorang ratu. Namun, dia langsung menegakkan tubuhnya seperti tuan putri ketika melihat pria yang ada di belakang Qiara. Dia juga mengubah raut wajah kejamnya menjadi raut manis, mengubah penampilannya menjadi menjadi nona muda yang kembut dan manis. dalam sekejap.

Sementara itu, Qiara menatap Anika yang berlutut dan memeluk kakinya dengan putus asa. Anika terlihat sudah bertambah umur dalam semalam. Karena itu, Qiara merasa sedikit sedih. melihatnya dan segera mengulurkan tangannya untuk membantu Anika berdiri. “Bu Anika, berdirilah. Saya percaya padamu.”

“Sungguh? Sungguh? Nona Qiara, Anda benar–benar gadis paling baik yang pernah saya temui seumur hidup saya!” Anika berdiri dan mengusap air matanya sambil merasa lebih lega dari sebelumnya.

“Qiara, kamu sudah pulang!” Bianca tersenyum dari tempat duduknya. Raut wajahnya sangat polos; seolah–olah ucapan kasar dan keras tadi tidaklah berasal dari dirinya.

Tatapannya kemudian beralih pada Nando, dan dia dengan sopan menyapanya. “Selamat pagi, Pak Nando.”

Nando menatap Bianca, yang wajahnya terlihat mirip dengan Qiara. Meskipun wajah mereka mirip, Bianca membuatnya merasa kalau wanita itu adalah makhluk rendahan yang seharusnya tidak pernah terlahir ke dunia. Di sisi lain, Qiara selalu memiliki aura anggun yang berkelas.

mengangkat kepalanya dan menatap Bianca. “Blanca, tolong jangan tuduh

dia memasuki kamarmu, saya teringat perhiasan yang kamu tinggalkan di sofa, jadi saya pergi untuk mengeceknya dan menemukan salah satu kotaknya hilang,” Bianca menjelaskannya dengan raut wajah gelisah. Dia

tidak punya perasaan pada Lahan, lalu kenapa kamu

dengan mata memicing. Dia tidak menceritakan kalau perhiasan yang hilang itu

melanjutkan tidurmu? Kamu pasti lelah setelah

dalang di balik kejadian ini. Bahkan jika

saya untuk beristirahat di rumahmu sejenak sebelum menyuruh saya pergi. Setelah mengatakan itu, Nando melepaskan kacamatanya dengan jemari tangannya untuk menunjukkan sepasang mata indahnya yang terlihat

tajamnya itu membuat Qiara merasa tidak enak untuk menyuruhnya terus mengemudi, jadi dia

itu dan menuntun Nando masuk ke dalam rumahnya. Sebelum mereka bisa mencapai ruang tamu, mereka mendengar suara Anika. Dia terlihat sedang memohon pada seseorang. “Saya benar–benar tidak mencuri perhiasan Nona Qiara!

Lathan membawa perhiasan itu ke rumah tadi malam, kamulah satu–satunya orang yang bertugas di rumah ini. Bukankah itu benar?! Suamimu adalah pecandu judi, dan putrimu akan masuk kuliah. Kamu pasti sangat membutuhkan

pemilik suara itu kalau bukan Bianca?

The Novel will be updated daily. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Comments ()

0/255